Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi menyebutkan terdapat lima pertemuan yang dilakukan pemerintah dalam misi diplomatik RI di High Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-76.
Dia menyebutkan, pertemuan pertama adalah Foreign Policy and Global Health Ministerial Meeting (FPGH) yang yang ditujukan untuk mempromosikan kesetaraan akses vaksin bagi semua dan menolak diskriminasi vaksin serta membangun infrastruktur kesehatan nasional yang lebih kuat.
“Saya menyampaikan bahwa kesiapsiagaan and respon saat pandemi tidak dapat diperlakukan sebagai isu kesehatan saja, tetapi juga isu yang legitimate dalam politik luar negeri,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (29/9/2021).
Kedua, pertemuan High-level Plenary Meeting on the International Day for the Total Elimination of Nuclear Weapons dengan fokus Traktat Non-proliferasi harus senantiasa ditegakkan dan perlombaan senjata nuklir serta power projection harus dihentikan agar tidak merusak integritas dan kredibilitas dari traktat non-proliferasi.
“Harapan dunia [saat ini] adalah untuk terbebas dari ancaman nuklir masih elusif. Dan hingga saat ini kita lihat masih terdapat 13.000 senjata nuklir yang menjadi ancaman terhadap perdamaian dan keamanan dunia sehingga dunia tidak akan pernah merasa aman sampai seluruh senjata tersebut dimusnahkan,” katanya.
Ketiga, pertemuan Gavi Board dengan para co-chairs COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group yang menitikberatkan pada dua pembahasan. Pertama adalah kendala ketersediaan pasokan vaksin dengan skema berbagi vaksin (dose-sharing) antarnegara sebagai solusinya dan diskriminasi vaksin.
Keempat, pertemuan Assistant Secretary-General (asisten Sekjen PBB) for Humanitarian Affairs. Utamanya dalam pertemuan ini dirinya membahas situasi dan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar.
“Sebagai catatan teman-teman, saya ingin menyampaikan bahwa terkait dengan bantuan kemanusiaan Indonesia untuk rakyat Myanmar, satu pesawat berisi peralatan kesehatan untuk penanganan Covid 19 telah dikirimkan dari Indonesia dan telah tiba di Yangon pada 26 September 2021. Bantuan ini adalah bagian dari bantuan ASEAN yang dikelola oleh AHA Centre,” tuturnya.
Kelima, Retno pertemuan dengan Menlu Bangladesh yang bertujuan untuk bertukar pandangan mengenai situasi terakhir pengungsi Rohingya.
Dalam pertemuan tersebut, Retno menekankan bahwa Indonesia akan terus memberikan perhatian kepada isu Rohingya di setiap pertemuan terkait masalah Myanmar.
Salah satu contoh adalah bahwa Indonesia bersama dengan Bangladesh merupakan co-sponsor dalam side event mengenai isu Rohingya di sela sela SMU PBB yang dilakukan pada minggu lalu.
Selain itu, Retno mengatakan akan terus berusaha membantu Bangladesh menangani isu Rohingya, antara lain dalam mempersiapkan repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat, yang memang tertunda karena Covid-19.
“Pertemuan dengan Bangladesh ini merupakan agenda kegiatan saya yang terakhir selama berlangsungnya SMU PBB untuk 2021,” katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan jika dihitung secara keseluruhan, selama di New York dirinya berpartisipasi dalam 45 kegiatan, 28 di antaranya adalah pertemuan bilateral.