Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) sebenarnya sedang melancarkan perang melawan Rusia dengan memasok senjata ke Ukraina.
Lavrov menyatakan bahwa saat ini AS berupaya untuk mengendalikan seluruh tindakan militer yang dilakukan di Ukraina.
“Tidak peduli apa yang dikatakannya, mereka (AS) mengendalikan perang ini, mereka memasok senjata, amunisi, informasi intelijen, data dari satelit, mereka melakukan perang melawan kita,” kata Lavrov, di sela-sela Forum Ekonomi Timur (EEF).
Dia mengatakan bahwa kemungkinan pasokan rudal jarak jauh ke Ukraina oleh negara-negara Barat tidak akan mengubah esensi dari yang sedang terjadi di Ukraina.
“Saya tidak dapat mengomentari pernyataan mereka, tetapi fakta bahwa hal itu tidak akan mengubah esensi dari apa yang terjadi di Ukraina," ucapnya, seperti dilansir dari TASS, pada Senin (18/8/2023).
Selain itu, AS sendiri sudah mengakui kesiapannya untuk memasok peluru jarak jauh depleted uranium ke Ukraina.
Baca Juga
"Sementara apa yang terjadi adalah bahwa Ukraina sudah siap, sudah lama siap untuk melakukan tindakan yang merugikan. Kekalahan strategis terhadap Rusia dengan menggunakan tangan dan tubuhnya,” tambah Lavrov.
Sementara itu, Pentagon sebelumnya telah mengumumkan bantuan keamanan tambahan senilai US$175 juta atau Rp2,6 triliun untuk Ukraina.
Paket terbaru untuk pertama kalinya mencakup peluru depleted uranium untuk tank Abrams yang sebelumnya digunakan.
Perlu diketahui, Forum Ekonomi Timur (EEF) ke-8 telah berlangsung pada 10–13 September 2023 di Vladivostok, Rusia.
EEF adalah platform internasional untuk membangun dan memperkuat hubungan antara komunitas investasi Rusia dan global.
Adapun EEF didirikan berdasarkan keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2015 untuk mendukung pembangunan ekonomi timur Rusia dan untuk memperluas kerja sama internasional di kawasan Asia-Pasifik.