Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dibuat penasaran saat melakukan inspeksi terhadap rudal andalan Rusia bernama 'Kinzhal' serta pesawat pengebom strategis berkemampuan nuklir.
Melansir dari Reuters, Minggu (17/9/2023), ini merupakan tur terakhirnya dalam rangkaian kunjungannya ke berbagai fasilitas teknologi militer dan luar angkasa Rusia di wilayah Timur Jauh Rusia.
Gubernur wilayah Primorsky Rusia Oleg Kozhemyako, mengumumkan kedatangan Kim di kota Artyom, sekitar 40km (25 mil) di sebelah timur laut Vladivostok pada Sabtu (16/9/2023).
Kozhemyako merilis video yang menunjukkan kedatangan Kim dengan kereta pribadinya yang berlapis lapis baja dan diterima dengan bunga oleh anak-anak yang menyambutnya.
Setelah tiba di Artyom, Kim kemudian pergi ke bandara Vladivostok di luar kota, di mana dia diperlihatkan pesawat bomber strategis Rusia yang mampu membawa senjata nuklir serta pesawat tempur lainnya oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan pejabat militer senior lainnya.
Shoigu memperkenalkan Kim Jong Un pada rudal terbaru Rusia, Kinzhal hipersonik - yang berarti 'belati' dalam bahasa Rusia - sebuah rudal balistik yang diluncurkan dari udara yang mampu membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.
Baca Juga
Kinzhal dilaporkan memiliki jangkauan antara 1.500 hingga 2.000 km (930-1.240 mil) sambil membawa muatan seberat 480 kg (1.100 pound). Rudal ini dapat melaju dengan kecepatan hingga 10 kali kecepatan suara (12.000 kph atau 7.700 mph).
Rusia mengumumkan bahwa mereka menggunakan rudal hipersonik di Ukraina untuk pertama kalinya.
Selama kunjungannya, Kim juga diperlihatkan tiga model bomber strategis - Tu-160, Tu-95, dan Tu-22M3, menurut agensi berita Interfax Rusia. Pesawat-pesawat ini secara rutin digunakan oleh Rusia untuk meluncurkan misil dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
"Salah satu pesawat ini bisa terbang dari Moskow ke Jepang dan kembali lagi," kata Shoigu kepada Kim tentang salah satu pesawat tersebut.
Kim tampaknya bertanya bagaimana misil ditembakkan dari pesawat-pesawat ini, dan seorang pejabat Rusia memberitahunya bahwa bomber-bomber strategis ini adalah salah satu komponen kunci dari kekuatan nuklir Rusia.
Sebagai informasi, kunjungan Kim ke Rusia dimulai pada Rabu (13/9/2023) dengan pertemuan puncak bersama Presiden Vladimir Putin di spaceport utama Rusia, Vostochny Cosmodrome. Kemudian, Kim muncul kembali pada Jumat (15/9/2023) di kota Komsomolsk-on-Amur untuk mengunjungi pabrik pembuatan pesawat tempur Su-57 Rusia.
Agensi berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency, juga melaporkan pada Sabtu (16/9/2023) bahwa selama kunjungannya ke pabrik pesawat di Komsomolsk-on-Amur, Kim Jong Un menyatakan "penghargaan yang tulus" terhadap perkembangan teknologi penerbangan Rusia yang pesat.
Menurutnya, teknologi ini lebih unggul daripada potensi ancaman dari luar. Komentar ini juga diberitakan oleh media Rusia, yang menggarisbawahi penghargaan Kim terhadap kemajuan teknologi militer Rusia.
Pemerintah Rusia pada Jumat (15/9/2023) merilis video yang menunjukkan Kim berada di platform tertinggi saat melihat kokpit pesawat tempur Su-57 sambil mendengarkan pilotnya.
Kim juga terlihat senang dan bertepuk tangan ketika pesawat tempur Su-35 mendarat setelah penerbangan demonstrasi.
Para ahli telah menyatakan bahwa kerja sama militer potensial antara Rusia dan Korea Utara setelah kunjungan Kim bisa termasuk upaya untuk memodernisasi angkatan udara Korea Utara yang sudah ketinggalan zaman, yang bergantung pada pesawat tempur yang dikirim dari Uni Soviet pada 1980-an.
Adapun, Putin dan Kim bertemu pada Rabu (13/9/2023), kala mereka membahas masalah-masalah militer, perang di Ukraina, dan meningkatkan kerja sama sempat menimbulkan kekhawatiran.
Bahkan, beberapa waktu sebelumnya Gedung Putih meminta Korea Utara (Korut) untuk tidak memberikan senjata apa pun kepada Rusia sebelum pertemuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dilaksanakan pada Rabu (13/9/2023).
Dilansir dari The Korean Herald, Adrienne Watson, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, menggarisbawahi bahwa kedua negara kemungkinan akan terus membahas potensi kesepakatan senjata selama perjalanan Kim ke Rusia.
“Seperti yang telah kami peringatkan secara terbuka, diskusi senjata antara Rusia dan Korea Utara diperkirakan akan terus berlanjut selama perjalanan Kim Jong-Un ke Rusia,” kata Watson kepada Kantor Berita Yonhap ketika diminta mengomentari kunjungan Kim ke Rusia.