Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengamini bahwa mimpi untuk melanjutkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga ke Surabaya masih menyala.
Menurutnya, pengembangan selanjutnya dari moda transportasi Kereta Cepat pertama di Asia Tenggara itu masih dalam tahap studi.
"Semua masih dalam tahap studi, kalau visible dikerjakan, kalau tidak visible ya tidak dikerjakan," ujarnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (14/9/2023).
Untuk diketahui, terdapat sejumlah momen menarik saat Jokowi menjajal KCJB dari Stasiun KCJB Halim menuju Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu (13/9/2023) kemarin.
Dalam perjalanan dari Padalarang menuju Jakarta, Jokowi ditemani Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir menyempatkan diri untuk mengunjungi gerbong 4, yakni lokasi para wartawan ditempatkan.
Tak hanya meminta agar Presiden ke-7 RI itu terus berada di gerbong 4 untuk mengabadikan momentum KCJB mencapai kecepatan maksimal yaitu 351 km/jam, tetapi wartawan memanfaatkan momen itu untuk menggali lebih dalam mimpi Jokowi terhadap transportasi massal di Tanah Air.
Baca Juga
Orang nomor satu di Indonesia itu pun meyakini bahwa kehadiran KCJB dapat mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Dengan cara ini maka diharapkan akan mengurangi kemacetan dan polusi udara dari kendaraan.
“KCJB untuk ke Surabaya diperkirakan 2,5 jam dari Jakarta-Surabaya melewati Bandung, kecepatannya pun sama [350 km/jam] sama seperti ini juga [KCJB]. Sekali lagi ini adalah teknologi, tetapi jangan dilupakan keamanan dan keselamatan, serta peradaban,” tuturnya kepada wartawan.
Dampak Kemacetan Jakarta dan Bandung
Menurut Jokowi, kemacetan di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya telah berdampak negatif terhadap polusi udara maupun dari sisi ekonomi.
Dia menjelaskan negara kehilangan potensi pemasukan hingga ratusan triliun akibat kecamatan di metropolitan Jakarta dan Bandung.
"Karena setiap tahun, akibat kemacetan Bandung dan Jabodetabek kita kehilangan Rp100 triliun. Jaman saya gubernur itu [kerugian] Rp65 triliun dihitung. Sekarang sudah lebih dari Rp100 triliun," katanya.
Lebih lanjut, bermaksud mencairkan suasana sejumlah wartawan pun terus melemparkan guyon kepada orang nomor satu di Indonesia itu, misalnya, salah satu wartawan mengatakan bahwa mematok harga Rp250.000 untuk tiket KCJB terlalu mahal.
Namun, Jokowi membalas guyonan tersebut dengan kelakar pula. Presiden Ke-7 RI itu mengatakan bahwa akan disebut murah jika harga yang dipatok Rp25.000 saja. Canda itu berhasil membuat gerbong empat bising dengan tawa para pewarta.
Canda lain pun juga dilontarkan sebelum momen kecepatan maksimal ditorehkan, salah satu jurnalis memberikan pertanyaan bagaimana perasaan Presiden asal Surakarta itu dengan torehan Timnas U-23 Indonesia sukses menembus putaran final Piala Asia U-23 2024 setelah memetik kemenangan atas Turkmenistan dengan skor 2-0.
Sambil tersenyum, Jokowi pun menjawab dengan singkat agar semua berfokus untuk melihat angka di atas kepalanya, sembari menunggu kereta melaju dengan kecepatan maksimal.
“350 dulu,” kata Jokowi sambil tertawa dan menunjuk speedometer yang memperlihatkan angka 351km/jam.
Sontak isi gerbong empat pun kompak bersorak-sorai sekaligus merayakan saat Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) melaju dengan kecepatan maksimal, yaitu 351 kilometer (km) per jam.