Bisnis.com, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah mengingatkan setiap pihak yang ingin ikut mendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo harus ikhlas, tanpa berharap mendapat imbalan apapun.
Said mengatakan, PDIP selalu terbuka apabila ada pihak yang ingin mendukung partainya ataupun Ganjar. Meski demikian, pihak itu harus iklhlas berjuang bersama tanpa adanya transaksi politik.
"Keikhlasan harus tercermin dan terwujud pada kesadaran sikap untuk menghindari berbagai praktek transaksi politik. Dukungan harus bebas dari politik dagang sapi," ujar Said dalam keterangan tertulis, Senin (11/9/2023).
Keikhlasan itu, lanjutnya, harus menjadi landasan memperjuangkan kepentingan orang banyak. Dengan begitu, Said meyakini kerja sama politik akan terhindar dari sikap saling menikung, menghianati, dan berbagai sikap culas sejenis.
Selain itu, dia mengatakan PDIP juga ingin pihak yang ingin jalin dukung ke Ganjar harus punya visi-misi yang sama dengan PDIP. "Kesamaan visi-misi untuk berjuang mewujudkan Indonesia menjadi lebih baik, siap berjuang dan bekerja keras bersama meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata Said.
Ketua Badan Anggaran DPR ini pun mengakui bukanlah hal yang mudah menjalin kebersamaan tanpa adanya jaminan timbal balik politik. Meski demikian, Said yakin masyarakat akan melihat tidak ada yang ditutupi dari kebersamaan yang dilandasi keikhlasan dan komitmen.
Baca Juga
Dia pun yakin ikhtiar kebersamaan yang dilandasi komitmen, bukan transaksi, akan sulit untuk dirusak pihak luar. "Semangat gotong royong yang dilandasi komitmen bahwa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, harus tetap tertanam agar perjuangan dapat meraih kemenangan," tutup Said.
Sebelumnya, menguat isu Demokrat akan merapat ke koalisi pendukung pencapresan Ganjar Pranowo bersama PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura. Terutama usai Demokrat mencabut dukungan atas pencapresan Anies Baswedan dan keluar dari Koalisi Perubahan.
Baik dari pihak Demokrat dan PDIP sudah mengakui adanya pembicara ke arah situ. Bahkan sudah ada wacana pertemuan antara dua pimpinan tertinggi partai itu, yaitu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).