Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Kherson Oleksandr Prokudin menyebut invasi besar-besaran Rusia telah merusak 15.000 properti sipil di Oblast Kherson, yang sebagian besar merupakan bangunan tempat tinggal.
Jumlah tersebut termasuk sekitar 5.000 rumah rusak yang tidak dapat dipulihkan, kata Prokudin dalam wawancara eksklusif yang dipublikasikan pada 1 September.
Ada juga 274 lembaga pendidikan dan olahraga, 181 rumah sakit, 43 fasilitas industri, dan Bandara Internasional Kherson yang “hancur total”.
Sementara itu, bencana bendungan Kakhovka telah menyebabkan kerusakan lingkungan senilai lebih dari Hr 146 miliar ($4 miliar), menurut gubernur.
“Flora dan fauna unik hancur, hampir sepertiga hutan terkena dampak (64.000 hektar), 30% cagar alam terancam punah, dan 1.300 hektar lahan terendam banjir.”
Penghancuran bendungan oleh Rusia telah menyebabkan banjir dahsyat di Oblast Kherson yang merusak atau menghancurkan 4.000 rumah di wilayah tersebut, dengan 1.300 di antaranya tidak mungkin diperbaiki, kata Prokudin kepada media. Pemerintah daerah dilaporkan membutuhkan sekitar $35 juta untuk memulihkan sisa rumah.
Baca Juga
Prokudin menambahkan bahwa total kerugian di Oblast Kherson yang disebabkan oleh pendudukan Rusia belum dihitung karena sepertiga wilayah tersebut masih berada di bawah pendudukan Rusia.
Ukraina membebaskan Kherson dan pemukiman regional lainnya di tepi barat Sungai Dnipro pada November 2022.
Pasukan Rusia didorong ke tepi timur sungai, tempat mereka terus menembaki wilayah-wilayah yang telah dibebaskan, yang sering kali mengakibatkan kematian dan cedera warga sipil.