Kekuatan Koalisi Prabowo
Peta koalisi menjelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 semakin mengerucut usai deklarasi Partai Golkar dan PAN yang mendukung Prabowo Subianto.
Deklarasi PAN dan Golkar mengikis peluang munculnya empat poros dalam kontestasi Pilpres. Alhasil, saat ini telah terbentuk 3 format kerja sama politik.
Pertama, Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari tiga partai politik yakni Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Koalisi ini mengusung calon presiden Anies Baswedan. Kedua, Koalisi Kebangkitan untuk Indonesia Raya atau KKIR yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
Koalisi ini awalnya terdiri dari dua partai yakni Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Banga (PKB). Namun pada perjalanannya Partai Bulan Bintang (PBB) bergabung. Sedangkan pada pekan lalu, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional atawa PAN menyatakan mengusung Prabowo sebagai capres.
Ketiga, koalisi atau kerja sama politik antara PDI Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo. Empat partai ini mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.
Koalisi Siapa yang Paling Unggul?
Jika mengacu kepada data Pemilu 2019, koalisi Prabowo Subianto atau KKIR memiliki dukungan paling kuat baik secara elektabilitas maupun dukungan politik.
Baca Juga
Secara elektabilitas, hampir semua lembaga survei menempatkan Prabowo sebagai capres yang memiliki tingkat keterpilihan paling tinggi. Survei Indikator Politik yang dipublikasikan Juli lalu menempatkan Prabowo unggul tipis di atas Ganjar Pranowo. Elektabilitas Prabowo di angka 31,6 persen.
Namun angka ini belum memperhitungkan elektabilitas Prabowo pasca dideklarasikan oleh Golkar dan PAN. Masuknya Golkar dan PAN memperkuat barisan KKIR. Pasalnya, jika mengacu hasil pemilu 2019, dukungan lima partai ini mewakili 42,2 persen atau setara 59 juta suara.
Sementara itu Ganjar Pranowo berada di peringkat dua dari sisi elektabilitas. Namun untuk dukungan politik, jumlah suara PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura jika digabungkan hanya mewakili 28 persen atau 39,2 juta suara parpol pada Pemilu 2019.
Anies adalah tokoh yang elektabilitasnya berada di peringkat tiga. Elektabilitas Anies sebanyak 17,6 persen. Sedangkan dukungan politik menggunakan basis Pemilu 2019 sebanyak 25 persen atau 35 juta suara.
Kendati demikian, peta dukungan politik itu berpotensi berubah karena berdasarkan hasil sigi Indikator Politik ada perubahan komposisi elektoral di masing-masing partai politik. PDIP dan Gerindra misalnya tercatat memiliki elektabilitas paling tinggi. PDIP 25,3 persen. Sedangkan Gerindra di angka 13,6 persen.