Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Gelar Latihan Militer Buntut Kunjungan Wapres Taiwan ke AS

China meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan sebagai peringatan serius untuk kunjungan Wapres Taiwan ke AS.
Ilustrasi bendera nasional China dan Taiwan ditampilkan di samping pesawat militer./ REUTERS/Dado Ruvic
Ilustrasi bendera nasional China dan Taiwan ditampilkan di samping pesawat militer./ REUTERS/Dado Ruvic

Bisnis.com, JAKARTA - China meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan pada Sabtu (19/8/2023) sebagai peringatan serius untuk kunjungan Wakil Presiden Taiwan, William Lai ke Amerika Serikat (AS).

Lai, kandidat terdepan untuk menjadi presiden Taiwan dalam pemilihan pada Januari 2024, kembali dari AS pada Jumat (18/8/2023).

Dia secara resmi hanya singgah dalam perjalanan ke Paraguay, tetapi malah memberikan pidato saat berada di AS.

China memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri meskipun ada keberatan kuat dari pemerintah Taiwan.

Komando Medan Perang Area Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa mereka sedang melakukan patroli kesiapan tempur angkatan laut dan udara bersama di sekitar Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan telah mendeteksi 42 pesawat China dan delapan kapal yang terlibat dalam latihan di sekitar pulau itu sejak Sabtu (19/8/2023) pagi dan telah mengerahkan kapal serta pesawat sebagai tanggapan.

Dua puluh enam pesawat China melintasi garis median Selat Taiwan selebar 100 km atau area di luar masing-masing ujung garis, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Selama beberapa dekade, garis tersebut berfungsi sebagai penghalang tidak resmi antara kedua militer.

Komando Medan Perang Area Timur PLA mengatakan mengadakan latihan bersama dan pelatihan angkatan laut dan udara, fokus pada koordinasi kapal-pesawat, dan latihan anti-kapal selam di utara dan barat daya Taiwan untuk menguji kemampuan tempur pasukan tersebut. .

"Ini adalah peringatan serius terhadap pasukan separatis kemerdekaan Taiwan yang berkolusi dengan kekuatan eksternal untuk memprovokasi," katanya. (Nizar Fachri Rabbani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper