Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makin Panas! Belarusia Sebut Eropa dan Polandia Cs Munafik

Belarusia menyebut pernyataan Uni Eropa dan negara-negara anggotanya tentang Alexander Lukashenko sebagai retorika munafik.
Penentang Alexander Lukachensko membentangkan bendera merah putih merah saat berunjuk rasa menuntut Presiden Belarusia itu mundur dari kursi kekuasaan./Bloomberg TV
Penentang Alexander Lukachensko membentangkan bendera merah putih merah saat berunjuk rasa menuntut Presiden Belarusia itu mundur dari kursi kekuasaan./Bloomberg TV

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Belarusia memprotes sikap Uni Eropa termasuk beberapa negara anggotanya seperti Polandia, Estonia, dan Lituania yang ikut campur urusan politiknya.

Sekadar informasi, sejumlah negara Eropa termasuk Polandia menyoroti Pemilu Belarusia yang dianggap tidak demokratis. Kemenangan Alexander Lukashenko menurut sebagian besar negara Barat diyakini penuh kecurangan dan manipulasi.

Pihak Belarusia, melalui siaran resmi Kementerian Luar Negeri, membantah semua tuduhan itu. Minsk balik menuding bahwa pernyataan Uni Eropa dan anggotanya menunjukkan bahwa mereka tidak mau menerima kenyataan tentang kegagalan intervensi tiga tahun lalu.

“Pernyataan Perwakilan Tinggi Uni Eropa Josep Borrell, dibangun di atas tuduhan palsu terhadap Belarusia. Jelas bahwa UE tidak mau menerima kenyataan bahwa tiga tahun lalu situasi di Belarus tidak mengikuti skenario yang ditulis di Brussel,“ demikian respons Kemlu Belarusia, dikutip Jumat (11/8/2023).

Tak hanya itu, Belarusia memastikan bahwa sikap provokatif Uni Eropa dan anggotanya juga tidak akan mempengaruhi jalur  independen yang telah dipilih oleh Republik Belarusia.   

Pihak Belarusia juga menyindir bahwa sanksi ilegal, penutupan wilayah udara dan pemblokiran perbatasan, tekanan informasi, provokasi oleh individu anggota Uni Eropa tidak terlalu banyak berpengaruh. Belarusia justru berhasil mempertahankan, memastikan keamanan dan stabilitas ekonominya.

“Perhatian retorika munafik dari UE dan negara-negara anggotanya terhadap rakyat Belarusia seharusnya tidak menyesatkan siapa pun. Sanksi terhadap seluruh sektor negara kita sangat melanggar hak sosial dan ekonomi dan merusak mata pencaharian ribuan rakyat biasa Belarusia.“

“Kami mendesak Uni Eropa untuk mengakui dan menerima pilihan rakyat Belarusia dan kembali ke dialog pragmatis untuk menyampaikan potensi kerja sama yang saling menguntungkan demi kepentingan keamanan dan pembangunan berkelanjutan di seluruh wilayah kami.“

Pernyataan Polandia Cs

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Estonia, Latvia, Lituania, dan Polandia menyatakan bahwa kemenangan Lukashenko dalam pilpres dipenuhi kecurangan sehingga tidak sah, sehingga menghancurkan aspirasi dan hak demokrasi rakyat Belarusia. 

"Perebutan kekuasaan tidak sah itu telah mengakibatkan represi internal besar-besaran, keterlibatan dalam kejahatan perang, agresi, pengikisan kedaulatan Belarusia, serta destabilisasi kawasan," katanya, dalam pernyataan bersama. 

Kecurangan pemilu besar-besaran telah memicu gelombang protes yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh rakyat Belarusia, untuk menuntut kebebasan dalam memilih masa depan rakyat. 

Mereka menyatakan bahwa otoritas Belarusia memberikan tanggapan dengan melakukan tindakan brutal terhadap pengunjuk rasa. Rezim Lukashenko terus melakukan tindakan represi tidak manusiawi yang semakin parah, sejak 3 tahun lalu. 

Pembela hak asasi manusia, jurnalis, anggota serikat buruh, pekerja media, pengacara dan warga negara biasa yang menyatakan kritik terhadap pemerintah, telah dianiaya, diperas, dipenjara, beberapa telah hilang atau terbunuh dalam upaya pemerintah untuk menghancurkan perlawanan terhadap aturannya yang tidak sah. 

Selain itu, mereka mengklaim bahwa organisasi minoritas nasional juga ditekan, sekolah yang mengajar dalam bahasa minoritas nasional juga telah ditutup. 

Tahanan politik jumlahnya meningkat menjadi 1.500, menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi dan penyiksaan. Sementara itu, banyak tahanan yang diekskomunikasi apapun selama berbulan-bulan. 

"Aktivis yang tersisa terpaksa meninggalkan negara itu untuk menghindari penganiayaan yang tidak dapat dibenarkan," ucapnya. 

Menurut pernyataan Menlu dari keempat negara itu, rezim Lukashenko telah bertindak sebagai kaki tangan dan pendukung langsung agresi Rusia melawan Ukraina, sejak Februari 2022.

Rezim Lukashenko memberikan Moskow dukungan politik dan logistik penuh, mengizinkannya menggunakan wilayah Belarusia sebagai landasan peluncuran misilnya, untuk penyebaran senjata nuklir, dan baru-baru ini menerima menjadi tuan rumah bagi ribuan rudal tentara bayaran kriminal Wagner di wilayahnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper