Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina menuai keuntungan signifikan dari sistem pertahanan udara yang disediakan oleh Amerika Serikat (AS) dan Jerman.
Dikutip melalui Channel News Asia, meskipun gelombang serangan udara Rusia yang menurut Kiev telah menargetkan warga sipil dan rumah perumahan pengadilan, tetapi sistem pertahanan itu sukses menjatuhkan 65 rudal dan 178 drone Rusia itu pada Minggu Lalu
Sementara itu, Rusia melaporkan bahwa mereka menembak jatuh pesawat tak berawak menuju Moskow dalam serangan ketiganya minggu lalu.
Para pejabat di kedua belah pihak mengatakan Ukraina menyerang dua jembatan yang menghubungkan Krimea ke daratan.
Alhasil, saat ini kedua negara telah meningkatkan serangan terhadap pasukan, senjata, dan infrastruktur pendukung perang satu sama lain, karena Ukraina berusaha untuk memukul mundur pasukan Rusia yang telah maju ke Ukraina selatan dan timur sejak invasi mereka tahun lalu.
Kepala Krimea yang ditunjuk Moskow mengatakan jembatan Chonhar yang mengarah ke semenanjung Rusia yang dianeksasi dari Ukraina pada 2014 rusak akibat serangan rudal.
Baca Juga
Salah satu dari tiga jalan yang menghubungkan Krimea dan Ukraina yang diduduki Rusia, dekat kota Henichesh, dibom dan seorang pengemudi sipil terluka, kata seorang pejabat yang ditunjuk Moskow.
Dalam pidato video pada Minggu (6/8/2023) malam, Presiden Zelensky mengatakan sistem pertahanan udara canggih, termasuk Patriot buatan AS dan IRIS-T buatan Jerman, telah terbukti sangat efektif dan membawa hasil yang luar biasa.
Zelensky mengatakan Ukraina telah menembak jatuh sebagian besar serangan Rusia dalam sepekan terakhir, termasuk 65 rudal dari berbagai jenis dan 178 drone, termasuk 87 Shahed Iran. Militer Ukraina kemudian mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan 30 rudal dan 48 serangan udara.
"Sayangnya, ada warga sipil yang tewas dan terluka. Bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil lainnya telah rusak," kata militer dalam sebuah pernyataan dikutip melalui Channel News Asia, Senin (7/8/2023)
Serangan itu mengikuti apa yang disebut Presiden Zelensky sebagai pengeboman pusat transfusi darah pada Sabtu (5/8/2023) malam di kota Kupiansk, sekitar 16 kilometer (10 mil) dari garis depan di wilayah timur Kharkiv. Dia menggambarkan serangan itu sebagai kejahatan perang.
Sementara itu, Rusia membantah telah sengaja menargetkan warga sipil atau rumah sakit militer selama invasi besar-besaran ke Ukraina, yang telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang terlantar, dan menghancurkan kota-kota.