Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi resmi membuka forum pertemuan Gubernur dan Wali Kota Asean, pada Selasa (1/8/2023).
Menurut dia, ada 3 peran penting yang dapat dilakukan oleh para gubernur dan wali kota di Asean untuk mendukung tercapainya Asean Matters, Epicentrum of Growth.
Pertama, ketahanan kesehatan. Menurutnya pandemi telah menunjukkan bahwa memperkuat kesehatan regional sangat penting untuk bersiap menghadapi keadaan darurat kesehatan lainnya di masa depan.
"Hal ini membutuhkan mobilisasi sumber daya yang memadai dan kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan terkait. Inilah sebabnya mengapa fokus penting dari Keketuaan Asean kami adalah untuk memperkuat kerja sama kesehatan termasuk melalui One Health Initiative dan Asean Response Fund," katanya, dalam keterangan resmi.
Kedua, ketahanan pangan. Menurutnya, perang dan konflik yang selama ini terjadi telah menyebabkan kelangkaan pangan dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Kita juga menghadapi banyak masalah terkait pangan mulai dari gagal panen akibat perubahan iklim hingga tingkat kelaparan yang tinggi. Dengan latar belakang ini, keketuaan Indonesia juga akan memprakarsai sebuah inisiatif yang akan membangun mekanisme regional untuk memperkuat ketahanan pangan, rantai pasok regional, dan pertanian berkelanjutan," ujarnya.
Baca Juga
Retno menekankan bahwa pemerintah lokal dan nasional harus memainkan peran untuk mendukung memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan.
Ketiga, transisi energi. Menlu RI menjelaskan bahwa ekonomi hijau akan menjadi masa depan dan untuk mewujudkannya yakni kuncinya adalah percepatan transisi energi.
"Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mencapai 23 persen bauran energi dari energi terbarukan pada 2025, dan mencapai nol emisi pada 2060. Asean juga berkomitmen untuk mencapai 23 persen pangsa energi terbarukan dalam pasokan energi pada 2025," ucapnya.
Menurutnya, tidak hanya untuk keberlanjutan, transisi energi ini sangat penting untuk transformasi ekonomi Asean.
Ditegaskan, kunci dari transformasi ini adalah mengembangkan industri hilir termasuk industri yang memproduksi baterai mobil listrik.
Sementara itu, dalam Keketuaan Indonesia juga telah memberikan penekanan yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik regional, pada KTT Mei lalu.