Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Selidiki Pembunuhan Wartawan Akibat Bom Cluster Ukraina

Komite Investigasi Rusia mulai menyelidiki kasus pembunuhan seorang reporter perang Rusia akibat bom tandan atau bom cluster.
Puluhan peluru 155 mm Base Burn Dual Purpose Improved Conventional Munitions (DPICM) menunggu untuk dimuat di pool motor Angkatan Darat AS di Camp Hovey, Korea Selatan 20 September 2016. Angkatan Darat AS/Letnan Dua Gabriel Jenko/Handout via REUTERS/File Foto
Puluhan peluru 155 mm Base Burn Dual Purpose Improved Conventional Munitions (DPICM) menunggu untuk dimuat di pool motor Angkatan Darat AS di Camp Hovey, Korea Selatan 20 September 2016. Angkatan Darat AS/Letnan Dua Gabriel Jenko/Handout via REUTERS/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA – Komite Investigasi Rusia mulai menyelidiki kasus pembunuhan seorang reporter perang Rusia pada Minggu (23/7/2023). Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan insiden ini akibat penggunaan munisi tandan (bom cluster) oleh Ukraina.

Dilansir dari Reuters, Senin (24/7/2023), komite itu mengatakan bahwa formasi pasukan Ukraina bersenjata dengan sengaja menembaki sekelompok jurnalis Rusia yang bekerja di dekat Pyatikhatka, di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina bagian Tenggara.

Pernyataan itu tidak memerinci jenis senjata atau amunisi yang digunakan, tetapi mengatakan Rostislav Zhuravlev, seorang jurnalis untuk kantor berita negara Rusia, RIA Novosti, tewas.

Dalam kejadian itu, rekan Zhuravlev dan jurnalis RIA, Konstantin Mikhalchevsky, serta dua karyawan surat kabar Izvestia, Roman Polshakov dan Dmitry Shikov, terluka.

"Sebagai bagian dari penyelidikan, penyelidik akan menetapkan semua keadaan kejahatan terhadap perwakilan media, serta mereka yang terlibat," katanya.

Ketua komite investigasi mencalonkan Zhuravlev meraih penghargaan sebagai jurnalis yang selalu membela dan menginformasikan kebenaran.

Ukraina menerima pasokan bom cluster dari Amerika Serikat (AS) bulan ini dan berjanji menggunakannya untuk mengusir konsentrasi tentara musuh.

Bom cluster dilarang oleh banyak negara karena menghujani pecahan peluru di area yang luas dan menimbulkan risiko bagi warga sipil.

Beberapa bom kecil biasanya gagal meledak dengan segera, tetapi dapat meledak bertahun-tahun kemudian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper