Bisnis.com, JAKARTA – Komite Investigasi Rusia mulai menyelidiki kasus pembunuhan seorang reporter perang Rusia pada Minggu (23/7/2023). Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan insiden ini akibat penggunaan munisi tandan (bom cluster) oleh Ukraina.
Dilansir dari Reuters, Senin (24/7/2023), komite itu mengatakan bahwa formasi pasukan Ukraina bersenjata dengan sengaja menembaki sekelompok jurnalis Rusia yang bekerja di dekat Pyatikhatka, di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina bagian Tenggara.
Pernyataan itu tidak memerinci jenis senjata atau amunisi yang digunakan, tetapi mengatakan Rostislav Zhuravlev, seorang jurnalis untuk kantor berita negara Rusia, RIA Novosti, tewas.
Dalam kejadian itu, rekan Zhuravlev dan jurnalis RIA, Konstantin Mikhalchevsky, serta dua karyawan surat kabar Izvestia, Roman Polshakov dan Dmitry Shikov, terluka.
"Sebagai bagian dari penyelidikan, penyelidik akan menetapkan semua keadaan kejahatan terhadap perwakilan media, serta mereka yang terlibat," katanya.
Ketua komite investigasi mencalonkan Zhuravlev meraih penghargaan sebagai jurnalis yang selalu membela dan menginformasikan kebenaran.
Baca Juga
Ukraina menerima pasokan bom cluster dari Amerika Serikat (AS) bulan ini dan berjanji menggunakannya untuk mengusir konsentrasi tentara musuh.
Bom cluster dilarang oleh banyak negara karena menghujani pecahan peluru di area yang luas dan menimbulkan risiko bagi warga sipil.
Beberapa bom kecil biasanya gagal meledak dengan segera, tetapi dapat meledak bertahun-tahun kemudian.