Bisnis.com, JAKARTA – Turki setuju untuk mendukung proposal Swedia untuk bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Langkah ini menjadi terobosan terbaru demi memperkuat basis pertahanan aliansi militer ini.
Dilansir dari Bloomberg, Selasa (11/7/2023), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Turki akan meminta parlemennya untuk meloloskan proposal keanggotaan Swedia di NATO sesegera mungkin.
Kesepakatan ini muncul setelah berbulan-bulan negosiasi yang sulit mengenai tuntutan Turki dan pada malam menjelang KTT NATO yang digelar pada 11-12 Juli di Vilnius, Lithuania.
Dalam KTT ini, para pemimpin termasuk Presiden AS Joe Biden sangat ingin menunjukkan persatuan dan memberi isyarat kepada Vladimir Putin bahwa perangnya di Ukraina hanya akan memperkuat aliansi tersebut.
Perluasan NATO ke utara menandai salah satu perubahan paling menonjol dalam lanskap keamanan Eropa setelah agresi Rusia menyebabkan perubahan, termasuk peningkatan belanja pertahanan di Jerman dan rencana untuk mengembalikan wajib militer di Prancis.
Serangan awal tahun 2022 di Ukraina mendorong perubahan yang hampir terjadi dalam semalam dalam penentangan publik terhadap keanggotaan NATO di Finlandia dan Swedia.
Baca Juga
"Menyelesaikan masuknya Swedia ke NATO adalah langkah bersejarah yang menguntungkan keamanan semua sekutu NATO pada saat yang kritis ini. Saya tidak akan memberikan tanggal pasti untuk itu. Tapi ini adalah komitmen yang jelas,” kata Stoltenberg.
Sebelumnya pada hari Senin, Erdogan telah mengajukan permintaan quid pro quo, dengan syarat Swedia bisa diterima di NATO jika Uni Eropa membuka pintunya untuk Turki. NATO mengingatkan bahwa itu adalah dua proses yang terpisah.
Namun, setelah permintaan yang mengejutkan tersebut, solusi untuk kebuntuan muncul dalam rapat tertutup yang berlangsung beberapa jam.
Erdogan bertemu dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel. Setelah pembicaraan tersebut, Michel mengatakan bahwa blok tersebut akan menyerahkan sebuah laporan mengenai hubungan Uni Eropa dengan Turki, dengan tujuan untuk melanjutkan hubungan yang strategis dan berwawasan ke depan.
Menurut seorang pejabat Turki, Erdogan mendapatkan jaminan atas tuntutan-tuntutan utama, termasuk pendekatan Stockholm terhadap para pendukung separatis Kurdi yang beroperasi di wilayahnya.
Ada juga kemajuan dalam pencabutan sanksi-sanksi yang berhubungan dengan pertahanan dan para pejabat Uni Eropa setuju untuk mempercepat negosiasi keanggotaan mereka, termasuk dalam meningkatkan serikat pabean dan liberalisasi visa untuk warganya.
Stoltenberg berharap Hungaria, satu-satunya anggota NATO lainnya yang belum menyetujui proposal Swedia, akan mengikutinya karena mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin menjadi yang terakhir yang tidak meratifikasi.