Bisnis.com, SOLO - 5 miliarder dunia yang tewas di kapal selam Titanic disebut menghembuskan nafas terakhir mereka dalam kondisi bertumpuk.
Prediksi tersebut disampaikan oleh pakar kapal selam bernama Jose Luis Martin yang berbicara kepada media Nius belum lama ini.
Martin juga mengaku bisa memprediksi bagaimana detik-detik kapal selam wisata Titanic tersebut mengalami gangguan yang berkibat meninggalnya lima miliarder dunia yang jadi penumpang.
Menurut Martin, kapal selam itu turun dengan tenang hingga kedalaman sekitar 5.500 kaki. Namun setelah kedalaman tersebut, kapal selam Titan kehilangan stabilitas karena gangguan listrik dan dengan cepat jatuh ke dasar lautan dalam posisi vertikal.
"Seolah-olah itu adalah batu dan tanpa kendali apa pun”, katanya.
Ia kemudian memprediksi jika Titan akhirnya meledak antara 8.200 dan 8.900 kaki karena tekanan jutaan galon air di sekitarnya.
Baca Juga
“Titik awalnya adalah kapal selam turun tanpa insiden apa pun dan dalam bidang horizontal hingga mencapai sekitar 1.700 meter (5.500 kaki). Pada saat itu ada kegagalan listrik. Itu dibiarkan tanpa mesin dan tanpa penggerak. Saat itulah ia kehilangan komunikasi dengan Polar Price,” kata Martín kepada Nius.
Martin juga mengatakan kepada media tersebut jika ada kemungkinan kelima korban meninggal dengan posisi bertumpuk satu sama lain.
“Titan berubah posisi dan jatuh seperti anak panah secara vertikal, karena 400 kilo (880 pon) penumpang yang berada di jendela membuat kapal selam tidak seimbang. Semua orang bergegas dan berkerumun di atas satu sama lain. Bayangkan kengerian, ketakutan, dan penderitaannya. Itu harus seperti film horor," ia menambahkan.
Selama itu, menurut Martin, para penumpang sudah menyadari gawatnya situasi. Akan tetapi mereka pasrah karena kondisi di dalam kapal gelap dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
“Dalam periode waktu itu mereka menyadari segalanya. Dan terlebih lagi, dalam kegelapan total. Sulit untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang mereka alami pada saat-saat itu. Setelah 48 detik, atau satu menit itu, ledakan dan kematian mendadak terjadi," lanjut Martin.