Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan bahwa dirinya mendukung Swedia menjadi anggota NATO. Namun, jadi atau tidaknya Swedia bergabung dengan NATO masih menunggu keputusan Turki dan Hongaria.
Biden menyampaikan hal itu saat bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson pada Rabu (5/7/2023), di Gedung Putih.
Biden mengatakan kepada Kristersson bahwa dia "menantikan" tawaran keanggotaan NATO untuk Swedia yang terhenti untuk mendapat persetujuan akhir, saat aliansi Barat bersiap untuk melakukan pertemuan puncak pada minggu depan.
Berbicara di Oval Office, Biden mengatakan dia ingin menegaskan kembali bahwa dirinya sepenuhnya mendukung keanggotaan Swedia di NATO. Dia menambahkan dirinya dengan cemas menantikan tawaran yang akan diratifikasi.
Melansir CNA, Kristersson berterima kasih kepada Biden atas kepemimpinannya dalam mempertahankan "persatuan transatlantik" selama pergolakan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Dia juga memuji "dukungan kuat" Biden untuk tawaran NATO terhadap Swedia yang ditahan Turki dan Hongaria.
Baca Juga
Pertemuan di Oval Office memulai serangkaian acara diplomatik untuk Biden yang berpusat pada NATO.
Dia berangkat hari Minggu (2/7/2023) untuk perjalanan satu hari ke sekutu dekat Inggris, kemudian menghadiri KTT NATO di Vilnius dan diakhiri dengan singgah di Finlandia, anggota terbaru aliansi itu.
Baik Finlandia dan Swedia secara resmi melepas status “netral” dan meminta bergabung dengan NATO sebagai tanggapan atas invasi Rusia tahun 2022 ke Ukraina.
Biden melihat ekspansi blok dan upaya besar-besaran untuk mempersenjatai serta mendukung pasukan Ukraina sebagai kekalahan strategis bagi Moskow - dan pencapaian diplomatik terbesarnya sendiri.
Tetapi perluasan anggota NATO membutuhkan ratifikasi dengan suara bulat dari 31 anggota yang ada.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre tidak akan mengatakan apakah Biden berencana untuk menghubungi langsung rekan-rekannya di Turki dan Hongaria sebelum KTT.
Selain membahas upaya untuk mendukung Kyiv selama serangan balasan yang sulit untuk mengusir pasukan Rusia, kedua pemimpin juga membahas koordinasi transatlantik di China, perubahan iklim, dan teknologi baru.