Bisnis.com, JAKARTA - Majelis rendah parlemen Rusia, Duma Negara Rusia mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk izin otoritas Swedia yang membiarkan aksi pembakaran Alquran oleh seorang demonstran pada hari raya besar Muslim, Iduladha.
Demonstrasi kecil pembakaran Alquran, yang disahkan oleh polisi Swedia, diadakan di pusat kota Stockholm pada Rabu. Pelaku pembakaran, seorang imigran Irak berusia 37 tahun yang sebelumnya telah ditolak izinnya untuk tindakan serupa, menarik halaman dari kitab suci Islam dan membakarnya.
Selain itu, sebelum membakar buku itu, dia meletakkan daging babi di dalamnya. Tindakan ini dinilai sangat melukai umat Islam.
"Anggota Duma negara dengan tegas mengutuk tindakan penodaan lainnya, yang disetujui oleh otoritas Swedia, dan meminta mereka untuk mengambil tindakan untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia atau penghinaan terhadap perasaan keagamaan umat Islam," kata majelis rendah parlemen Rusia. dalam sebuah pernyataan, dilansir dari TASS.
Menurut pernyataan itu, tindakan semacam itu dapat memicu manifestasi ekstremis karena sangat melanggar tujuan dan prinsip Piagam PBB.
Pembicara Duma Vyacheslav Volodin sebelumnya telah memprakarsai penyusunan pernyataan semacam itu. Anggota parlemen senior Rusia berpendapat bahwa anggota parlemen tidak boleh menahan diri untuk tidak membahas masalah ini, selama negara-negara Eropa melanggar hak asasi manusia yang fundamental.
Baca Juga
Kronologi Pembakaran Alquran di Swedia
Seorang warga di Stockholm Swedia menodai Alquran berulang kali, dengan merobeknya dan membakarnya di Hari Raya Iduladha, pada Rabu (28/6/2023).
Salwan Momika berjalan mondar-mandir di belakang barisan petugas polisi di luar Masjid Pusat Stockholm, dengan melambai-lambaikan dua bendera Swedia saat lagu kebangsaan dikumandangkan melalui pengeras suara.
AirPods putih di telinganya dan sebatang rokok tergantung dari mulutnya, dia kemudian menodai Alquran, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Kamis (29/6/2023).
Momika juga meletakkan sepotong daging asap di atas kitab suci itu dan mulai menginjaknya dengan kakinya. Dia adalah seorang pengungsi Irak yang berusaha melarang Alquran di Swedia.
Pria tidak dikenal lain bersamanya berbicara kepada orang banyak melalui megafon. Peristiwa itu menjadi adegan yang dimaksudkan untuk mengejutkan dan memusuhi komunitas Muslim yang merayakan Hari Raya Iduladha.