Merebut Hati Anak Muda
Pertanyaannya kini: bagaimana cara menarik minat anak muda untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari 2024? Ini tentu jadi tugas utama para kontestan Pemilu 2024. Partai politik sendiri punya cara berbeda-beda.
Partai Demokrat misalnya, memilih memasukkan anak muda ke jajaran kepengurusan partai di berbagai tingkatan. Dengan begitu, diharapkan masyarakat bisa melihat bahwa Demokrat merupakan partai yang berpihak ke kaum muda.
Menurut Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, setidaknya 50 persen kepengurusan partai di tingkat provinsi berusia di bawah 40 tahun, sedangkan di tingkat kabupaten/kota mencapai 40 persen.
“Kita sejak awal sudah sangat serius mengajak anak-anak muda berpartisipasi, mengambil peran, dan ikut menentukan jalannya roda organisasi,” jelas Herzaky kepada Bisnis.
Sementara Partai Amanat Nasional (PAN) memilih lakukan sosialisasi untuk lakukan penyadaran dan pendidikan politik anak muda sehingga tak hanya jadikan mereka objek politik.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengaku, pihaknya kerap fasilitasi berbagai pelatihan ke anak muda sesuai minat dan bakat mereka.
Baca Juga
“Misalnya PAN rutin melaksanakan program MAPAN [Magang di PAN], diskusi komunitas, pelatihan untuk mencetak wirausaha muda, dan lainnya,” jelas Yoga kepada Bisnis.
Sedangkan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) fokus memberdayakan organisasi sayapnya, Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI), untuk menarik suara anak muda.
Tak hanya itu, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek meyakini hadirnya tokoh muda nasional di partainya akan menggaet suara anak muda.
“Pak Sandiaga Uno [Menparekraf] masuk PPP itu salah satu cara untuk menggaet anak-anak muda, karena fans dari Pak Sandi di kalangan anak muda itu cukup besar,” ungkap Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek kepada Bisnis.
Lain lagi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketua DPP PKS Ahmad Mabruri percaya, dengan kampanye yang masif di media sosial (medsos), anak muda akan mengarahkan pilihannya ke PKS.
“Kita optimalkan kampanye di medsos nanti, utamanya TikTok,” jelas Mabruri kepada Bisnis.
Kandidat Bersolek
Tak hanya partai politik, sepertinya tiga kandidat utama calon presiden menyadari juga sadar pentingnya merebut hati para pemilih muda.
Meski belum jadi peserta Pemilu 2024 secara resmi, seperti partai politik, para kandidat calon presiden sudah coba membangun kedekatan dengan anak muda—terutama lewat medsos.
Prabowo Subianto misalnya. Beberapa waktu lalu, salah satu unggahan di akun medsosnya banyak curi perhatian. Dalam unggahan itu tampak foto Prabowo sedang menggunakan hoodie, tersenyum menghadap kamera.
Meski sederhana, kolom komentar unggahan itu dipenuhi respons positif. Pengguna Twitter misalnya, banyak yang nyatakan suka dengan hoodie yang dipakai Prabowo. Memang, hoodie merupakan pakaian yang kerap dikenakan anak muda.
Sebelumnya, Prabowo juga kerap mengunggah foto kucing peliharaannya di medsos. Unggahan itu juga menarik perhatian para anak muda terutama para pecinta kucing.
Sementara itu Ganjar Pranowo kerap mengunggah aktivitas saat sedang olahraga lari di akun medsosnya. Pada Minggu (25/6/2023) lalu, Gubernur Jawa Tengah itu juga menyambangi tempat tongkrongan anak muda di M Bloc Space, Jakarta Selatan, yang kemudian dia unggah ke medsosnya.
Sedangkan Anies Baswedan menggagas platform bernama Bawa Ide di medsos. Lewat Bawa Ide, Anies coba mengajak anak muda untuk berkumpul dan mendiskusikan ide terbaiknya. Dia juga kerap mengunggah foto kucing peliharaannya di Twitter atau Instagram.
Meski demikian, Wasisto berpendapat pemilih muda merupakan kelompok yang cenderung kritis.
Sehingga, dia tak yakin pemilih muda akan langsung tergiring opininya hanya karena konten-konten medsos para kandidat calon presiden.