Bisnis.com, JAKARTA - Raja Belanda Willem Alexander meminta maaf atas keterlibatan Belanda dalam sejarah perbudakan pada masa lalu yang masih meninggalkan pengaruh sampai dengan saat ini.
Permintaan maaf tersebut diungkapkan Raja Willem dalam upacara peringatan 160 tahun penghapusan perbudakan di Belanda, termasuk bekas jajahannya di Karibia.
"Pada hari ini mengingat sejarah perbudakan Belanda, saya mohon maaf atas kejahatan terhadap kemanusiaan ini," katanya seperti dikutip dari Reuters pada Senin (3/7/2023).
Adapun, 1 Juli diperingati sebagai hari peringatan perbudakan dan perayaan kebebasan.
Permintaan maaf Raja Willem tersebut muncul di tengah pertimbangan tentang masa lalu kolonial Belanda yang lebih luas, termasuk keterlibatan dalam perdagangan budak Atlantik dan perbudakan di bekas jajahannya di Asia.
Dalam kunjungannya pada 2020 ke Indonesia, Willem meminta maaf atas perlakuan 'kekerasan berlebihan' selama pemerintah kolonial Belanda berkuasa.
Baca Juga
Pada Desember tahun lalu, Perdana Menteri Mark Rutter mengakui Belanda telah memikul tanggung jawab dalam perdagangan budak Atlantik dan mengambil keuntungan pada praktik tersebut.
Belanda juga memberikan pengakuan bahwa kemerdekaan Indonesia terjadi pada 27 Desember 1949. Penetapan tanggal tersebut, didasarkan pada penyerahan kedaulatan Indonesia sesuai hasil Konferensi Meja Bundar.
Namun kini, Pemerintah Belanda akhirnya secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Hal itu terjadi setelah Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dalam acara debat penyelidikan Perang Kemerdekaan Indonesia.
Pengakuan dari pemerintah Belanda soal tanggal dan tahun kemerdekaan Indonesia ini sebenarnya sudah lama diberikan melalui berbagai isyarat-isyarat. Misalnya saja setiap tanggal 17 Agustus, pemerintah Belada akan secara rutin memberikan selamat kepada Indonesia.
Akan tetapi, selama ini, belum pernah muncul pengakuan secara resmi dari Pemerintah Belanda terhadap tanggal kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Lebih lanjut, Perdana Menteri Belanda meminta maaf tidak hanya atas kekejaman yang dilakukan saat itu, tetapi juga atas kegagalan pemerintah Belanda di masa lalu untuk mengakui kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.
"Atas kekerasan ekstrem yang sistematis dan meluas dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu dan sikap pemerintah sebelumnya yang terus menerus berpaling, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada rakyat Indonesia," kata Rutte dikutip dari situs AD.nl.