Bisnis.com, JAKARTA - Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan untuk terus memantau situasi di Rusia pascapemberontakan kelompok tentara bayaran Grup Wagner.
"Perubahan ini terjadi di Rusia," katanya dalam wawancara dengan saluran televisi ARD melansir TASS.
Menurut dia, situasi di Rusia harus diikuti secara cermat, karena situasinya belum pasti stabil. Boleh jadi, pemberontakan kembali terjadi pasda masa depan.
"Kita harus mengikutinya dengan cermat karena itu adalah negara besar yang memiliki senjata nuklir."
Pada 23 Juni 2023 malam, pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin, mengatakan di saluran Telegramnya bahwa unitnya telah diserang dan menuduh pimpinan militer Rusia melakukannya.
Kementerian Pertahanan Rusia menolak tuduhan itu.
Baca Juga
Anggota Wagner yang setuju untuk mendukung Prigozhin menuju Rostov-on-Don dan menuju Moskow.
FSB (Layanan Keamanan Federal) membuka kasus atas seruan pemberontakan bersenjata.
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato yang disiarkan televisi menggambarkan tindakan PMC Wagner sebagai pengkhianatan.
Belakangan, atas persetujuan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengadakan pembicaraan dengan Prigozhin.
Konvoi Wagner berbalik dan kembali ke kamp lapangan mereka. Pada hari Selasa (27/6/2023), pusat hubungan masyarakat FSB mengatakan kasus pidana telah dibatalkan.
Belakangan, Lukashenko mengatakan bahwa dia telah menawarkan Prigozhin sebuah kompleks militer yang ditinggalkan untuk dihuni para pejuangnya. Dia juga menjanjikan jaminan keamanan kepada Prigozhin.
Menurut Putin, pemberontakan Wagner sarat dengan perang saudara, tetapi militer dan lembaga penegak hukum berhasil mencegah konsekuensi yang berbahaya.