Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prancis Rusuh, Macron Tunda Kunjungan ke Jerman

Presiden Prancis Emmanuel Macron menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman setelah empat hari terjadi kerusuhan berskala nasional.
Anggota unit polisi khusus Recherche Assistance Intervention Dissuasion (RAID) Prancis berdiri di atas mobil lapis baja dan menggunakan teropong untuk memeriksa protes setelah kematian Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang petugas polisi Prancis di Nanterre selama lalu lintas berhenti, di Lille, Prancis, 30 Juni 2023. REUTERS/Pascal Rossignol
Anggota unit polisi khusus Recherche Assistance Intervention Dissuasion (RAID) Prancis berdiri di atas mobil lapis baja dan menggunakan teropong untuk memeriksa protes setelah kematian Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang petugas polisi Prancis di Nanterre selama lalu lintas berhenti, di Lille, Prancis, 30 Juni 2023. REUTERS/Pascal Rossignol

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman pada Minggu (2/7/2023) setelah empat hari kerusuhan berskala nasional sejak polisi membunuh seorang remaja yang berdampak pada krisis terbesar dalam kepemimpinannya.

Dilansir dari Reuters, ini adalah kedua kalinya kerusuhan di Prancis yang memaksa Macron untuk menunda pertemuan penting dengan seorang kepala negara setelah Raja Inggris, Charles, membatalkan kunjungan karena protes atas undang-undang pensiun.

"Kunjungan kenegaraan adalah kunjungan persahabatan, murni seremonial. Ada waktu yang lebih baik untuk melakukannya," kata seorang pembantu Macron yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

"Orang Prancis tidak akan mengerti jika dia pergi ke Jerman. Hari-hari di Paris ini penting."

Macron berbicara di telepon pada hari Sabtu *1/7/2023) dengan Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, dan memberi tahu dia tentang situasi tersebut, kata juru bicara presiden Jerman.

Kunjungan kenegaraan itu untuk mengajak Macron melintasi Jerman dari barat ke timur sebelum memberikan pidato tentang hubungan bilateral.

Namun, pejabat Prancis dan Jerman mengatakan bahwa para pemimpin tidak akan secara terbuka membahas perselisihan yang sensitif mengenai energi nuklir atau pertahanan udara.

Yann Wernert, dari Lembaga Think Tank Jacques Delors Institute di Berlin, mengatakan kunjungan yang ditunda itu menyoroti dampak kerusuhan pada kemampuan Macron untuk melakukan kebijakan luar negeri.

"Kunjungan kenegaraan dapat dilakukan nanti, tetapi protes dengan kekerasan dan reaksi terhadap mereka juga menunjukkan betapa kuatnya suasana politik di Prancis saat ini," tambahnya.

Prancis Kerahkan 45.000 Petugas 

Menteri Dalam Negeri Prancis Gérald Darmanin mengatakan pada Jumat (30/6/2023) bahwa jam-jam mendatang akan sangat penting karena dia mengirim 45.000 polisi ke jalan-jalan setelah kerusuhan tiga malam sejak kematian Nahel M.

"Jam-jam berikutnya akan menentukan dan saya tahu saya dapat mengandalkan upaya Anda yang sempurna," tulis Menteri Dalam Negeri kepada petugas pemadam kebakaran dan polisi yang berusaha memadamkan kerusuhan yang pecah setelah malam tiba.

Dia meminta otoritas setempat untuk menghentikan lalu lintas bus dan trem mulai pukul 21:00 waktu setempat di seluruh Prancis.

Dilansir dari Bloomberg, Darmanin mengatakan di program berita utama televisi malam TF1: "Sederhananya, kami tidak mengesampingkan hipotesis apa pun dan kami akan menentukan keputusan ke depannya setelah malam ini."

Sekitar 40.000 petugas telah dikerahkan Kamis malam, lebih dari 200 dari mereka terluka. Darmanin mengatakan lebih dari 900 orang ditangkap setelah kerusuhan hari Kamis, usia rata-rata mereka adalah 17 tahun.

Sejauh ini, kekerasan terburuk telah terbatas pada pinggiran kota. Setiap tanda yang menyebar ke pusat-pusat kota terbesar Prancis akan menandai eskalasi yang signifikan.

Polisi mulai membersihkan pengunjuk rasa dari alun-alun pusat Kota Paris, Place de la Concorde, pada Jumat (30/6/2023) malam setelah demonstrasi dadakan.

Penjarah menggeledah toko-toko, termasuk toko Apple di Strasbourg pada hari Jumat, kata seorang pejabat setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper