Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prancis Makin Rusuh, 45.000 Personel Polisi dan Kendaraan Lapis Baja Diturunkan

Prancis semakin kacau pada Sabtu  (1/7/2023), malam, 45.000 polisi dan beberapa kendaraan lapis baja diturunkan untuk mengatasi kerusuhan.
Seorang petugas polisi Prancis berjaga di samping kendaraan yang dibakar pada malam bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi, menyusul kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang petugas polisi Prancis saat pemberhentian lalu lintas, di Nanterre, pinggiran Paris, Prancis, 1 Juli 2023. REUTERS/Yves Herman
Seorang petugas polisi Prancis berjaga di samping kendaraan yang dibakar pada malam bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi, menyusul kematian seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang petugas polisi Prancis saat pemberhentian lalu lintas, di Nanterre, pinggiran Paris, Prancis, 1 Juli 2023. REUTERS/Yves Herman

Bisnis.com, JAKARTA - Prancis semakin kacau pada Sabtu  (1/7/2023), malam keempat kerusuhan ketika keluarga dan teman-teman Nahel M, yang penembakannya oleh seorang polisi memicu kerusuhan, berkumpul untuk pemakaman remaja tersebut di pinggiran barat Paris.

Pemerintah juga sudah mengerahkan 45.000 polisi dan beberapa kendaraan lapis baja untuk mengatasi kerusuhan terburuk kepemimpinan Presiden Macron sejak protes "Yellow Vest" yang membuat Prancis sempat “mandek” pada akhir 2018.

Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan bahwa 1.311 orang telah ditangkap dalam kekerasanitu.

Nahel, remaja 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko, ditembak di sebuah perhentian lalu lintas pada hari Selasa (27/6/2023), di pinggiran Ibu Kota Prancis, Nanterre.

Dilansir dari Reuters, sekitar 30 pemuda yang berjaga di pintu masuk rumah duka di Nanterre, meminta orang untuk tidak mengambil gambar.

"Kami bukan bagian dari keluarga dan tidak mengenal Nahel, tetapi kami sangat tersentuh dengan apa yang terjadi di kota kami. Jadi kami ingin menyampaikan belasungkawa," ucap seorang pria di antara banyak pelayat dalam rumah tersebut.

Penembakan remaja tersebut, yang terekam dalam video, telah memicu kembali keluhan lama dari komunitas perkotaan yang miskin dan ras campuran tentang kekerasan dan rasisme polisi.

Macron membantah ada rasisme sistemik di dalam lembaga penegak hukum Prancis.

"Jika warna kulit Anda salah, polisi jauh lebih berbahaya bagi Anda," kata seorang pemuda, yang juga menolak disebutkan namanya, menambahkan bahwa dia adalah teman Nahel.

Bangunan Terbakar

Bangunan hancur, kendaraan dibakar, dan toko dijarah terjadi dalam kerusuhan yang menyebar ke seluruh negeri, termasuk ke kota-kota besar seperti Marseille, Lyon, Toulouse, Strasbourg, dan Lille.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan rata-rata usia mereka yang ditangkap adalah 17 tahun.

Penjarah telah menggeledah puluhan toko dan membakar sekitar 2.000 kendaraan sejak kerusuhan dimulai. Penangkapan Jumat malam, termasuk 80 orang di Marseille, kota bertempat tinggal bagi banyak orang keturunan Afrika Utara.

Wali Kota Marseille, Benoit Payan, meminta pemerintah untuk mengirim pasukan tambahan untuk mengatasi penjarahan dan kekerasan di Marseille.

Di Lyon, kota terbesar ketiga Prancis, polisi mengerahkan pengangkut personel lapis baja dan helikopter. Sementara di Paris, mereka membersihkan pengunjuk rasa dari Place de la Concorde.

Darmanin telah meminta otoritas lokal untuk menghentikan bus dan trem. Sementara, Macron mendesak para orang tua agar anak-anaknya tetap di rumah.

Kerusuhan telah menghidupkan kembali kenangan kerusuhan nasional pada tahun 2005 yang memaksa Presiden saat itu, Jacques Chirac, untuk mengumumkan keadaan darurat setelah kematian dua pemuda tersengat listrik di gardu listrik saat mereka bersembunyi dari polisi.

"Sederhananya, kami tidak mengenyampingkan hipotesis apa pun dan kami akan melihat setelah malam ini apa yang dipilih Presiden Republik," kata Darmanin pada Jumat (30/6/2023), ketika ditanya di televisi apakah pemerintah dapat mengumumkan keadaan darurat.

Para pemain dari tim nasional sepak bola Prancis mengeluarkan pernyataan yang menyerukan ketenangan.

"Kekerasan harus dihentikan untuk meninggalkan jalan berkabung, dialog, dan rekonstruksi," kata mereka di akun Instagram pemain top Prancis, Kylian Mbappe.

Beberapa acara besar juga dibatalkan. Dua konser di Stade de France dibatalkan, sementara penyelenggara Tour de France mengatakan mereka siap beradaptasi dengan situasi apa pun ketika perlombaan sepeda memasuki Prancis pada Senin (3/7/2023).

Macron Mengadakan Rapat Krisis

Macron meninggalkan KTT Uni Eropa di Brussel pada Jumat (30/6/2023) dini hari untuk menghadiri pertemuan krisis kabinet dalam dua hari dan meminta media sosial untuk menghapus rekaman kerusuhan yang sensitif.

Darmanin menemui perwakilan dari Meta, Twitter, Snapchat, dan TikTok. Snapchat mengatakan tidak ada toleransi untuk konten yang mempromosikan kekerasan. Karena beberapa negara Barat memperingatkan warga untuk berhati-hati, beberapa turis juga sempat khawatir, tetapi ada turis yang lain juga mendukung protes tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper