Bisnis.com, JAKARTA - Kerusuhan yang dipicu tewasnya seorang remaja karena ditembak polisi Selasa (27/6/2023) menyebabkan kerusakan senilai lebih dari €1 miliar atau sekitar Rp16,5 triliun, menurut asosiasi bisnis Prancis, Mouvement des Entreprises de France (MEDEF).
Para pengunjuk rasa telah menjarah 200 toko dan menghancurkan 300 cabang bank dan 250 toko sudut yang lebih kecil, kata juru bicara MEDEF.
Gelombang kerusuhan meletus setelah Nahel Merzouk yang berusia 17 tahun ditembak mati saat berhenti lalu lintas di pinggiran Kota Paris.
Para pengunjuk rasa di kota-kota di seluruh Prancis turun ke jalan pada hari-hari berikutnya untuk mengungkap kemarahan mereka.
Pemerintah Prancis juga sedang mempertimbangkan cara-cara untuk membantu bisnis yang paling terkena dampak kerusuhan, seperti yang dikatakan Menteri Keuangan, Bruno Le Maire, ke BMFTV.
Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk membatalkan atau menunda kontribusi jaminan sosial dan pajak, kata Le Maire.
Baca Juga
Dia menambahkan bahwa bisnis akan memiliki waktu 30 hari untuk mengajukan klaim asuransi.
Dilansir dari CNN, klaim tersebut kemungkinan berjumlah kurang dari €1 miliar atau sekitar Rp16,5 triliun dalam perkiraan kerusakan, menurut DBRS Morningstar, agensi pemeringkat kredit.
Hal ini menunjukkan banyak perusahaan tidak akan sepenuhnya mendapat kompensasi atas kerugian mereka.
“Kami percaya total kerugian yang diasuransikan untuk industri asuransi Prancis harus tetap jauh di bawah angka €1 miliar,” kata DBRS Morningstar dengan mencatat bahwa pemerintah Prancis menanggung sebagian tanggung jawab atas sebagian kerugian yang diderita banyak usaha/bisnis.
Perusahaan-perusahaan di Prancis sekarang bersiap menghadapi lebih banyak kerugian karena para turis memutuskan untuk tidak bepergian ke salah satu tujuan paling populer di dunia, Prancis.
Presiden MEDEF Geoffroy Roux de Bezieux, dalam wawancara dengan penyiar France Inter menjelaskan pada awal Juli, turis asing telah membatalkan 20-25 persen dari perjalanan yang direncanakan ke Paris.
Gangguan itu datang pada saat yang buruk bagi ekonomi Prancis. Data survei yang diterbitkan pekan lalu menunjukkan bahwa output pendapatan Prancis turun pada bulan Juni untuk pertama kalinya tahun ini karena sektor jasa berbalik arah dan penurunan manufaktur semakin dalam.