Bisnis.com, JAKARTA - Kantor Kejaksaan Marseille, Prancis telah membuka penyelidikan atas kematian seorang pria berusia 27 tahun yang terkena proyektil pada saat kerusuhan, Sabtu (1/7/2023).
Sebagai informasi, kerusuhan menyebar di banyak kota Prancis setelah pemakaman seorang remaja keturunan Afrika Utara yang ditembak oleh polisi karena tak mau berhenti saat pemeriksaan lalu lintas.
Dilansir dari CNA pada Rabu (5/7/2023), jaksa mengatakan kemungkinan penyebab kematian pria di Marseille karena kejutan keras di dada dari proyektil "flash-ball", layaknya yang digunakan polisi anti-huru hara. Meski demikian, tak disebutkan dengan pasti siapa pihak yang menembak atau memiliki senjata dengan proyektil seperti itu.
Baca Juga
Akibatnya, korban terkena serangan jantung dan menyebabkan kematian mendadak. Korban meninggal pada malam hari ketika Marseille sedang dilanda kerusuhan dan penjarahan pada 1-2 Juli 2023. Namun, jaksa menyatakan tidak mungkin untuk menentukan di mana korban ditembak atau apakah dia ikut serta dalam kerusuhan.
Marseilla jadi titik kerusuhan awal terbesar. Saat kerusuhan, polisi menembakkan gas air mata dan terlibat pertempuran dengan para pemuda di sekitar pusat kota hingga larut malam.
Senjata flash-ball dirancang menjadi senjata pengendali kerusuhan yang tidak mematikan dan tidak menembus kulit. Meski demikian, penggunaannya di Prancis banyak diperdebatkan karena telah pernah menyebabkan cidera kepala, kehilangan mata, dan trauma lainnya.