Bisnis.com, JAKARTA - Kejadian gempa bumi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak berdampak terhadap aktivitas Gunung Merapi.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan secara teori, kejadian tektonik atau tumpukan lempeng di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta disebabkan oleh tumpukan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia.
Menurutnya, dampak lanjut tumpukan lempeng itu selain menyebabkan patahan lempeng yang mengakibatkan gempa bumi, juga dapat mengakibatkan memicu terjadinya gerak-gerak magma.
"Kalau ada kekuatan gas bisa memicu terjadinya aktivitas gunung api, secara teori, namun secara faktual fenomena itu harus dimonitor tidak secara otomatis selalu terjadi," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (30/6/2023).
Dilansir dari laman Magma Indonesia, aktivitas Gunung Merapi pada pukul 12.30 WIB masih terpantau pada status level III atau siaga.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Gunung Merapi teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 10 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin tenang hingga lemah ke arah timur.
Baca Juga
PVMBG mencatat, telah terjadi 100 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-39 mm dengan lama gempa 15,76 detik—188,52 detik.