Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Rusia Ada Wagner, Belanda Punya Marsose!

Di Indonesia pernah ada pasukan bayaran yang memiliki reputasi kejam seperti Wagner Rusia. Pasukan itu bernama Marsose.
Prajurit Marsose./sumber: Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh Kemendikbud.go.id
Prajurit Marsose./sumber: Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh Kemendikbud.go.id

Bisnis.com, JAKARTA -- Tentara bayaran PMC Wagner melawan Kremlin yang dipimpin Vladimir Putin. Mereka mengarahkan senjata dan pasukannya menuju Moskow. Rusia diterpa ketakutan pecah perang saudara.

Namun tak sampai 24 jam, pemberontakan gagal. Bos PMC Wagner, Yevgeny Prigozhin memutuskan balik kanan. Alasannya, dia tak ingin ada pertumpahan darah antara sesama Rusia.

Aksi Wagner tentu mengagetkan publik Rusia. Pasalnya selama sejarah Rusia pasca Uni Soviet, terutama pasca dua kali perang Chechnya, baru kali ini ada orang atau kelompok yang berani mengarahkan moncong senjata ke arah Kremlin.

Wagner adalah tentara bayaran profesional Rusia. Kiprahnya telah melegenda dan terkenal menakutkan. Tentara bayaran itu tercatat telah malang melintang di berbagai palagan. Salah satu babak pertempuran paling terkenal yang melibatkan Wagner adalah penaklukan kota Bakhmut di Ukraina Timur.

Bakhmut menjadi rebutan antara Rusia dan Ukraina. Kedua kubu saling jual beli serangan. Wagner menjadi pasukan pemukul paling efektif, mereka bertempur di garis depan menghadapi pasukan Kyiv yang didukung persenjataan Barat. Aksi Wagner di Bakhmut pun menaikkan popularitas Prigozhin yang setelah gagalnya pemberontakan 'mengungsi' ke Belarusia.

Jika Rusia memiliki tentara bayaran Wagner yang menakutkan, di Indonesia pada masa kolonialisme Belanda, pernah ada pasukan bayaran yang reputasinya tak kalah mentereng dibandingkan Wagner. Nama pasukan itu adalah Korps Marechaussee te Voet atau Marsose.

Marsose adalah pasukan bayaran bentukan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pasukan elite ini lahir pada tahun 1890. Mayoritas pasukan bayaran marsose berasal dari penduduk asli kepulauan Nusantara. Paling terkenal tentu saja pasukan dari Ambon (Maluku), Manado, Jawa hingga Madura. 

Pasukan bayaran Marsose digunakan Belanda untuk menopang misi ambisiusnya membentuk Pax Nederlandica atau menyatukan kepulauan Nusantara di bawah kekuasaan Belanda.

Marsose memiliki penampilan yang nyentrik dibandingkan prajurit Eropa. Para Marsose dibekali kemampuan kontra gerilya dan senjata yang sampai saat ini masih dikenal oleh masyarakat Indonesia, klewang. Klewang adalah senjata yang sangat efektif dalam banyak peperangan dan terbukti mumpuni untuk bertarung satu lawan satu.

Reputasi kekejaman Marsose bisa ditelusuri dalam beberapa pertempuran. Salah satunya dalam perang antara Hindia Belanda melawan Kesultanan Aceh. 

Aceh adalah daerah dengan sejarah peradaban yang panjang. Mereka memiliki tentara cukup kuat dan salah satu wilayah yang belum ditaklukkan Belanda hingga penghujung abad ke 19. Pejuang Aceh terkenal memiliki keunggulan militer dan semangat bertempur yang tinggi. Beberapa kali ekspedisi Belanda gagal menaklukkan Aceh. 

Seorang jenderal Belanda, Mayjen JHR Kohler bahkan menjadi tumbal senjata para pejuang Aceh. Kohler tewas saat berupaya merebut sebuah Masjid yang dipertahankan mati-matian oleh para pejuang. Gerak gerik para pejuang Aceh sempat membuat frustasi para pejabat Belanda. Hingga akhirnya, muncul wacana membentuk pasukan yang lebih efektif.

I'anah Wulandari dalam artikel berjudul Satuan Korps Marechausee di Aceh 1890-1930  menulis bahwa Marsose punya peran yang cukup penting dalam penaklukkan Aceh. Pasukan ini memiliki kemampuan khas yang tidak dipunyai pasukan Eropa atau Belanda lainnya, begerak sangat dinamis dan tahu medan pertempuran.

Bagi Marsose bertugas di Aceh adalah suatu kehormatan. Pasalnya di sana, mereka akan memperoleh tantangan. Apalagi reputasi pasukan Aceh yang gigih dan kuat. Singkatnya, bertempur melawan pasukan-pasukan Aceh yang gagah adalah suatu kebanggan bagi para Marsose.

"Aceh merupakan wilayah yang penuh tantangan bagi mereka serta wilayah yang perangnya terkenal sangat dashyat pada masa itu sehingga hal tersebut membuat kebanggan tersendiri bagi mereka apabila ditugaskan di Aceh." 

Sementara itu, Anton Stolwijk, dalam Aceh: Kisah Datang dan Terusirnya Belanda dan Jejak yang Ditinggalkan menulis meski awalnya merupakan tentara bayaran, Marsose adalah pasukan elite yang menopang kekuatan pasukan Belanda di Aceh.

Pembentukan Marsose, tulis dia, adalah sebuah revolusi dalam Perang Aceh. Apalagi, tentara konvensional Eropa dengan senjata senapan panjang dan perbekalan berat ternyata tidak efektif.

Para Marsose justru sebaliknya. Mereka tetap efektif walau hanya dipersenjatai pedang dan mampu beroperasi dalam regu-regu mandiri. Para Marsose juga tak ragu untuk bertarung dengan tangan kosong.

Selain itu, kemampuan bertahan hidup para Marsose juga tidak bisa dianggap enteng. Pasukan ini mampu tinggal di hutan selama berminggu-minggu. Suatu kemampuan yang tidak dimiliki pasukan Eropa yang sebelum pembentukan Marsose, menjadi kekuatan utama Belanda di Aceh.

Kemampuan 'istimewa' para Marsose menjadikan mereka sebagai pasukan pemukul yang efektif dalam perang Aceh. Saat Belanda melancarkan serangan besar-besaran, mereka bergerak mencari pemimpin-pemimpin Aceh. Mereka berpatroli keluar masuk hutan dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Tak berlebihan jika Anton Stolwijk menyatakan bahwa pengerahan Marsose dalam perang Aceh sebagai suatu strategi penaklukan pribumi dengan menggunakan tangan pribumi. "Mulai saat itu rakyat Aceh akan dilumpuhkan dengan cara berperang mereka sendiri." 

Selain Aceh, jejak kekejaman tentara bayaran Marsose juga terekam di beberapa daerah lainnya. Mereka terlibat dalam penaklukan tanah Batak dan Bali.

Namun, reputasi Marsose yang kejam kemudian memaksa pemerintah Hindia Belanda untuk meninjau kembali keberadaan pasukan pribumi. Pada tahun 1930, Marsose resmi bubar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper