Bisnis.com, JAKARTA - Jaksa Agung Rusia memberikan perintah, Jumat (23/6/2023), untuk memulai proses pidana secara sah terhadap Prigozhin Bos Grup Wagner Yevgeny Prigozhin karena mengorganisir pemberontakan bersenjata.
Dakwaan dari Jaksa Agung Rusia itu adalah hukuman penjara 12 hingga 20 tahun terhadap Prigozhin.
Konflik itu berawal dari Prigozhin yang marah besar dan menuduh militer Rusia telah merudal pasukannya.
Pada malam tanggal 23 Juni, Prigozhin mengklaim bahwa militer Rusia telah melancarkan serangan rudal di kamp belakang Grup Wagner, yang mengakibatkan banyak korban.
Atas peristiwa itu, pimpinan Wagner bersumpah melakukan pawai bersenja untuk keadilan ke Rusia.
Ia juga bersumpah untuk mengirim 25.000 pasukannya ke Rusia untuk mencari tahu mengapa ada kekacauan di negara ini.
Baca Juga
Dalam sebuah pesan video, Wakil Komandan pasukan Rusia di Ukraina, Sergei Surovikin, dengan memegang senapan, mendesak pasukan Wagner untuk mematuhi presiden dan tidak menyalakan militer Rusia.
"Anda harus menghentikannya dan mengembalikannya ke posisinya," pintanya.
Dalam seruan video lainnya, Letnan Jenderal Vladimir Alekseev, wakil kepala pertama staf umum angkatan bersenjata, menyebut tindakan apa pun terhadap negara Rusia sebagai kudeta.
"Tidak mungkin memikirkan pukulan yang lebih besar terhadap citra Rusia, provokasi seperti itu hanya bisa dilakukan oleh musuh-musuh Federasi Rusia," kata Alekseev.
Sementara itu, kantor berita Rusia TASS melaporkan, bahwa Moskow telah menyiapkan langkah-langkah keamanan di ibu kota dan menempatkan pasukan polisi dan lembaga pemerintah dalam siaga penuh
“Infrastruktur transportasi juga telah dikuasai bawah perlindungan yang ditingkatkan," kata penegak hukum Rusia kepada TASS.
OMON Rusia, atau Unit Polisi Tujuan Khusus, dan Unit Tanggap Cepat Khusus Garda Rusia juga disiagakan.