Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa siap mengusulkan paket bantuan keuangan sekitar €50 miliar atau US$55 miliar atau Rp827 triliun untuk mendukung Ukraina saat negara itu memulai serangan balasan untuk merebut kembali wilayah yang hilang sejak invasi Rusia lebih dari setahun lalu.
Proposal dari Komisi Eropa, Badan Eksekutif Uni Eropa (UE) akan membantu membiayai pengeluaran pemerintah Ukraina saat ini dan membayar prioritas rekonstruksi yang mendesak.
Paket tersebut masih dapat berubah sebelum dipublikasikan, dan akan diumumkan menjelang konferensi pekan ini di London pada Selasa (20/6/2023).
Para donatur akan membahas bagaimana membangun kembali negara itu dan pejabat Ukraina akan mencari keterlibatan sektor swasta seperti dilansir dari Bloomberg, pada Selasa (20/6/2023).
Sumber yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa komisi UE ingin menghindari rekonstruksi yang membebani negara yang sedang berperang dan akan menawarkan bantuan dalam bentuk hibah, pinjaman dan jaminan.
Paket bantuan datang pada saat yang sangat penting dalam perang, dengan pasukan Ukraina meluncurkan kampanye musim semi yang telah lama diharapkan.
Baca Juga
Pemerintah Ukraina mengandalkan serangan balasan untuk mendorong pasukan Rusia dari lebih banyak wilayah dan mendorong sekutu untuk terus memberikan dukungan yang dibutuhkan bahkan ketika beberapa negara menekan Kyiv dan Moskow untuk bernegosiasi.
Pejabat Ukraina mengatakan pasukan mereka telah membuat beberapa kemajuan di tengah pertempuran sengit, pada pekan lalu.
Proposal tersebut bagian dari tinjauan anggaran jangka panjang UE, yang akan mencakup periode 2024-2027.
Ini akan memberikan setiap tahun kurang dari €18 miliar atau Rp295 triliun bantuan keuangan yang ditawarkan UE pada tahun ini.
Bank Dunia memperkirakan bahwa biaya rekonstruksi Ukraina dapat mencapai US$411 miliar atau Rp6.183 triliun. Rencana komisi UE juga datang pada saat yang sulit bagi blok tersebut.
Negara-negara anggota menghadapi biaya pinjaman tambahan untuk membiayai pengeluaran besar-besaran yang diperlukan untuk menangani pandemi Covid-19 dan krisis energi.
Menurut sumber itu, berbeda dengan paket keuangan sebelumnya untuk Ukraina, rencana tersebut akan dibiayai melalui kontribusi dari negara-negara anggota daripada meminjam dari pasar.
Paket tersebut berusaha menyatukan bantuan yang digunakan untuk membayar upah, pensiun dan beberapa layanan publik dengan biaya yang terkait dengan pembangunan kembali infrastruktur penting.
Uni Eropa dan negara-negara anggota telah menyetujui hampir €38 miliar atau Rp624 triliun bantuan ekonomi untuk Ukraina sejak perang dimulai.
Uang tunai akan dicairkan asalkan Ukraina memenuhi reformasi untuk meningkatkan supremasi hukum dan mengatasi korupsi.
Reformasi bertujuan untuk menempatkan Ukraina di jalur untuk menjadi anggota UE dengan para pemimpin memutuskan akan membuka negosiasi pada akhir tahun.
Komisi sebelumnya mengatakan akan menutupi sebagian besar kebutuhan rekonstruksi, meskipun blok tersebut mengharapkan donor lain dan sektor swasta untuk berkontribusi dalam upaya tersebut.
UE juga melihat opsi untuk menggunakan aset yang dibekukan, termasuk dari bank sentral Rusia.