Bisnis.com, JAKARTA - Diplomat top Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa Beijing memiliki peran dalam mengakhiri perang di Ukraina karena pengaruhnya terhadap Rusia pada Minggu (4/6/2023).
Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Josep Borrell bertemu dengan Menteri Pertahanan China Li Shangfu dalam pertemuan bilateral Dialog Shangri-La pada hari terakhir.
Itu menjadi pertama kali bagi keduanya untuk bertemu langsung setelah Jenderal Li menjabat sebagai Menteri Pertahanan Nasional China 2 bulan lalu.
"China memiliki banyak pengaruh terhadap Rusia. Jika seseorang dapat memberi tahu Putin, Anda membuat kesalahan besar, jika seseorang dapat mengatakan itu dengan kredibilitas Putin, itu pasti China, bukan saya,” katanya seperti dilansir dari CNA, pada Senin (5/6/2023).
Dialog Shangri-La adalah pertemuan puncak keamanan terbesar di Asia tempat para menteri pertahanan dunia berkumpul untuk bertukar pandangan, baik dalam sesi terbuka maupun tertutup, yang diadakan di Singapura setiap tahun.
Edisi tahun ini ditandai dengan penolakan Jenderal Li untuk bertemu dengan mitranya dari Amerika Serikat (AS) Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Baca Juga
Delegasi China mengatakan penolakan undangan karena sanksi Washington yang tidak adil terhadap Jenderal Li pada 2018, sehubungan dengan pembelian peralatan militer Rusia oleh China saat itu.
Borrell menggambarkan pertemuannya dengan Jenderal Li sebagai sebuah konstruktif dan mengatakan kedua belah pihak membahas masalah Ukraina dan Taiwan.
Sementara itu, China telah berusaha untuk meningkatkan upaya negaranya sebagai pembawa perdamaian global.
Utusan khusus China untuk urusan Eurasia Li Hui, yang juga mantan duta besarnya untuk Rusia, mengunjungi Kyiv untuk membahas penyelesaian konflik, meskipun tidak mengutuk invasi Rusia, pada awal bulan ini.
Akan tetapi, Borrell dengan tegas menolak saran bahwa Uni Eropa akan menghentikan dukungan militernya terhadap Ukraina.
Dia mengatakan blok tersebut telah memberi Ukraina bantuan militer, sipil, dan kemanusiaan hingga sekitar 60 miliar euro atau Rp954 triliun.
Menurutnya, jika dampak lanjutan seperti harga pangan yang lebih tinggi dan tagihan energi dimasukkan, maka jumlahnya meningkat menjadi sangat besar, 700 miliar euro atau Rp11.132 triliun.
“Jika Ukraina berhenti berperang, Ukraina sudah berakhir, dan kami tidak ingin Ukraina berakhir. Kami harus mendukung Ukraina sejauh Rusia terus berjuang,” lanjut Borrell.
Penting bagi Eropa
Borrell juga mengatakan bahwa dia mencoba menjelaskan kepada Jenderal Li seberapa penting Ukraina bagi Eropa. Seperti halnya Taiwan bagi China.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa telah meminta angkatan laut dari beberapa negara anggota untuk berpatroli di Selat Taiwan pada April tahun ini.
Uni Eropa tidak memiliki angkatan bersenjata di bawah satu komando dan Borrell tidak memiliki kekuasaan eksekutif untuk memimpin salah satu dari 27 angkatan bersenjata negara anggota.
Namun, masing-masing negara Uni Eropa telah meningkatkan kehadiran mereka di Laut China Selatan.
Dia menekankan bahwa patroli perairan internasional dimaksudkan untuk memastikan kebebasan navigasi, bukan dengan mentalitas perang atau permusuhan terhadap Beijing.