Bisnis.com, JAKARTA - Dalam wawancara dengan Wall Street Journal yang dirilis pada 3 Juni, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina siap untuk serangan balasan terhadap Rusia.
"Saya percaya bahwa hari ini kami siap untuk melakukan ini (melakukan serangan balasan)," kata Zelensky kepada Wall Street Journal di kota selatan Odesa sebelum dia menuju KTT Komunitas Politik Eropa di Moldova.
"Kami ingin memiliki beberapa hal tetapi tidak bisa menunggu berbulan-bulan. Kami sangat percaya pada kesuksesan. Saya tidak tahu berapa banyak waktu yang benar-benar kami butuhkan," tambahnya.
Juga, pada tanggal 4 Juni, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar menerbitkan sebuah video yang mengatakan bahwa tidak akan ada pengumuman tentang permulaan berkaitan dengan serangan balasan yang sangat dinanti-nantikan.
Sebelumnya pada 2 Juni, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa pemerintah AS percaya bahwa bersama dengan sekutu dan mitra, mereka telah memberikan bantuan militer yang memadai ke Ukraina untuk melakukan serangan balasan.
"Pertama dan terpenting, kami sangat senang bahwa kami telah memenuhi kebutuhan Ukraina untuk melakukan serangan balasannya saat ini. Ketika mereka memulai (serangan), itu tergantung pada mereka, tetapi kami yakin bahwa kami telah melakukan segala yang mungkin. Dan ketika saya katakan 'kami', maksud saya bukan hanya AS tetapi juga sekutu dan mitra kami," kata Kirby.
Namun, dalam wawancara 3 Juni dengan Wall Street Journal, Zelensky mencatat bahwa Rusia masih memiliki keunggulan udara atas Ukraina.
"Kurangnya perlindungan dari pesawat musuh membuat banyak tentara akan tewas selama serangan balasan," katanya.
Lebih banyak negara telah bergabung dengan koalisi jet tempur yang bertujuan untuk mempercepat pelatihan pasukan Ukraina pada F-16 dan jet tempur generasi keempat lainnya. Namun, tidak jelas kapan jet akan dikirimkan.