Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Ukraina, Pejuang Anti-Kremlin Klaim Tangkap Tentara Rusia

Pejuang yang menentang pemerintah Moskow mengklaim menangkap beberapa tentara Rusia di Belgorod.
Pemerintah Rusia melalui Angkatan Bersenjata melakukan pengamanan ketat menjelang peringatan Hari Kemenangan melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua di Lapangan Merah, Kremlin, Selasa (9/5/2023)./TASS
Pemerintah Rusia melalui Angkatan Bersenjata melakukan pengamanan ketat menjelang peringatan Hari Kemenangan melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua di Lapangan Merah, Kremlin, Selasa (9/5/2023)./TASS

Bisnis.com, JAKARTA - Pejuang yang menentang pemerintah Moskow mengklaim menangkap beberapa tentara Rusia di Belgorod, dekat perbatasan Ukraina.

Pejabat tinggi Belgorod menyatakan bahwa dia telah setuju untuk bertemu dengan para penculik, jika tentara itu masih hidup, seperti dilansir dari BBC, pada Senin (5/6/2023).

Akan tetapi, para pejuang mengatakan bahwa gubernur tidak memiliki keberanian untuk menemui para penculik yang berencana menyerahkan tawanannya ke Ukraina.

Rusia menyalahkan Ukraina atas serangan baru-baru ini di wilayah perbatasannya, dan Kyiv menyangkal telah terlibat langsung.

Tentara Rusia mengatakan bahwa artileri mereka telah menyerang kelompok teroris di dekat Desa Novaya Tavolzhanka, dan musuh tercerai-berai dan mundur.

Sebelumnya, sekelompok paramiliter mengeluarkan pesan di aplikasi Telegram, dan mengatakan telah menangkap 2 orang dan akan menyerahkannya, jika Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov setuju untuk melakukan pembicaraan.

Pesan itu diunggah oleh Liberty of Russia Legion (FRL) dan digambarkan sebagai pernyataan bersama dengan Russian Volunteer Corps (RDK).

Gladkov menanggapi video Telegram itu dan mengatakan dia telah menyetujui pembicaraan jika tentara terbukti masih hidup, tetapi dia berpikir bahwa mereka yang diculik mungkin telah dibunuh.

Sementara itu, FRL menggambarkan otoritas Rusia buruk dan mengatakan mereka sekarang akan menyerahkan para tawanan ke Ukraina untuk ditukar dengan tawanan perang Ukraina.

Kedua kelompok itu ingin menggulingkan Presiden Vladimir Putin, dan juga menentang invasi besar-besaran ke Ukraina yang diluncurkannya pada Februari tahun lalu.

Pejabat Ukraina mengatakan bahwa itu adalah dua organisasi paramiliter, terdiri dari warga Rusia yang ingin menciptakan zona keamanan untuk Ukraina.

RDK menjadi terkenal untuk serangan lintas batas di wilayah Bryansk Rusia pada Maret lalu. Pemimpinnya adalah seorang nasionalis Rusia yang diduga terkait dengan neo-Nazi.

FRL dianggap sebagai jenis organisasi berbeda yang berperang bersama pasukan Ukraina melawan pasukan Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper