Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kediaman Putin Diserang Drone, Rusia Diminta Jangan Semakin Kalut Serang Ukraina

Uni Eropa mendesak Rusia untuk tidak menggunakan dugaan serangan drone di dalam negeri Rusia sebagai alasan memperluas skala perang di Ukraina.
Seorang prajurit Ukraina duduk di atas tank di tengah invasi Rusia ke Ukraina, dekat kota timur Bakhmut yang dibom, di wilayah Donetsk timur, Ukraina, 2 April 2023. REUTERS/Violeta Santos Moura
Seorang prajurit Ukraina duduk di atas tank di tengah invasi Rusia ke Ukraina, dekat kota timur Bakhmut yang dibom, di wilayah Donetsk timur, Ukraina, 2 April 2023. REUTERS/Violeta Santos Moura

Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa mendesak Rusia untuk tidak menggunakan dugaan serangan drone di dalam negeri Rusia "sebagai alasan" memperluas skala perang di Ukraina.

"Saya tahu soal itu Saya sudah melihat berita tersebut. Saya sudah mendengar Presiden (Ukraina) (Volodymyr) Zelenskyy, Dan Presiden Zelenskyy menyatakan dengan tegas bahwa Ukraina tidak terlibat dalam serangan ini," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell kepada wartawan menjelang pertemuan para menteri Uni Eropa di Brussels.

"Kami mendesak Rusia agar tidak menggunakan dugaan serangan ini sebagai alasan memperluas perang," kata Borrell.

Dia menegaskan insiden itu tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk "membenarkan upaya memperbanyak wajib militer, tentara, dan serangan di Ukraina."

"Yang paling penting adalah kami terus mendukung Ukraina baik secara militer, politik, maupun ekonomi," lanjut dia.

Pada Selasa, dua drone Ukraina menyerang Kremlin yang menjadi kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin. Rusia lantas menyebut aksi ini sebagai upaya pembunuhan ala teroris.

Ukraina seketika menyangkal keterlibatan negaranya dalam serangan itu.

Kremlin, pada Kamis, mengklaim bahwa dugaan serangan drone itu diputuskan oleh Amerika Serikat.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyangkal tudingan yang menyebut AS berada di belakang serangan drone di Kremlin, seraya menyebut Rusia "berbohong."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper