Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Ketar-ketir Israel Bangun 4 Ribu Rumah di Tepi Barat, Gimana Nasib Palestina?

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS menyebut negaranya sangat terusik dengan keputusan Israel yang mengajukan IMB untuk 4 ribu rumah di Tepi Barat.
Bendera Palestina dipasang berderet di Lembah Yordania, Tepi Barat./Bloomberg-Kobi Wolf
Bendera Palestina dipasang berderet di Lembah Yordania, Tepi Barat./Bloomberg-Kobi Wolf

Bisnis.com, SOLO - Amerika Serikat (AS) mengumumkan pihaknya sangat khawatir dengan pengumuman pemerintah Israel yang akan menyetujui pembangunan lebih dari 4.000 rumah baru di Tepi Barat.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengaku negaranya terusik dengan perizinan Israel untuk izin mendirikan bangunan (IMB) ini.

"AS sangat terusik dengan pengumuman pemerintah Israel soal rencana penambahan 4.000 lebih rumah baru di Tepi Barat dan perubahan pada sistem perencanaan mereka yang dapat mempercepat persetujuan. Perluasan permukiman menjadi penghalang perdamaian," tulis Miller di Twitter, Minggu (18/6/2023).

Negara Adidaya itu menentang tindakan sepihak yang mempersulit perdamaian dan meminta pemerintah Israel untuk memenuhi komitmen yang dibuat di Kota Aqaba di
Yordania dan di Sharm el-Sheikh, Mesir, untuk kembali ke dialog guna menurunkan ketegangan.

Diketahui seperti yang dilansir dari Reuters, rencana IMB untuk 4.560 unit rumah di berbagai wilayah Tepi Barat ini masuk dalam agenda Dewan Perencanaan Tertinggi Israel.

“Pemerintah akan terus mengembangkan pemukiman dan memperkuat cengkeraman Israel di wilayah tersebut,” ungkap Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, yang juga memegang portofolio pertahanan dan memiliki peran utama dalam administrasi Tepi Barat.

IMB ini pun dinilai ilegal karena pemukiman yang sebagian besar dibangun di atas tanah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.

Sejak mulai menjabat pada bulan Januari, koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan IMB terhadap lebih dari 7.000 unit rumah baru, yang sebagian besar berada di Tepi Barat.

Mereka juga mengubah undang-undang untuk membuka jalan bagi para pemukim untuk kembali ke empat permukiman yang sebelumnya telah dievakuasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper