Bisnis.com, SOLO - Malin Kundang adalah cerita rakyat populer yang ada di Indonesia. Cerita rakyat Malin Kundang berasal dari Sumatera Barat. Cerita rakyat ini berisi kisah seorang anak yang durhaka kepada ibu kandungnya.
Lantas, bagaimana kisah dari cerita rakyat ini? Simak penjelasannya berikut ini.
Cerita Malin Kundang Lengkap
Mengutip dari indonesia-osaka.org, berikut ini kisah Malin Kundang yang melegenda.
Malin Kundang Anak Durhaka
Dahulu kala, hiduplah seorang ibu dan anaknya yang bernama Malin Kundang. Karena sang ayah telah meninggalkannya, ibu Malin harus bekerja keras sendiri untuk bisa menghidupi keluarganya.
Saat beranjak dewasa, Malin merasa kasihan dengan ibunya yang sudah bekerja keras menghidupinya. Kemudian Malin meminta izin untuk merantau mencari pekerjaan di kota besar.
Baca Juga
“Bu, saya ingin pergi ke kota. Saya ingin kerja untuk bisa bantu ibu di sini,” pinta Malin.
“Jangan tinggalkan ibu sendiri, nak. Ibu hanya punya kamu di sini,” kata sang ibu menolak.
“Izinkan saya pergi, bu. Saya kasihan melihat ibu terus bekerja sampai sekarang,” kata Malin.
“Baiklah nak, tapi ingat jangan lupakan ibu dan desa ini ketika kamu sukses di sana,” ujar sang ibu berlinang air mata.
Keesokan harinya Malin pergi ke kota dengan menggunakan sebuah kapal. Malin berusaha keras selama merantau hingga akhirnya ia berhasil menjadi seorang yang sukses dan kaya raya. Tak hanya itu, Malin pun akhirnya menikah dengan perempuan cantik yang ia temui di kota tersebut.
Kabar tentang kesuksesan Malin terdengar hingga ke telinga ibunya. Sang ibu pun selalu menanti kedatangan Malin setiap hari, walaupun Malin tidak kunjung datang.
Hingga suatu hari, Malin datang bersama dengan istri dan anak buahnya. Mendengar kabar tersebut, ibu Malins angat bahagia. Ia bergegas menyambut kedatangan putra kesayangannya.
“Apa itu kamu Malin, anak ku? Ini ibu mu, kamu ingat," tanya sang Ibu.
"Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirim kabar?" katanya sambil memeluk Malin Kundang.
Istri Malin terkejut melihat ada ibu tua yang memeluk suaminya. Ia pun berkata:
"Jadi wanita tua, bau, dekil ini adalah ibu kamu, Malin," ucap perempuan cantik tersebut.
Malin merasa malu dengan kondisi ibunya, ia pun melepaskan pelukan sang ibu dan mendorongnya hingga terjatuh. Malin juga mengucapkan kata-kata yang membuat ibunya sakit hati.
“Saya tidak kenal kamu wanita tua miskin” kata Malin.
"Dasar wanita tua tak tahu diri, Sembarangan saja mengaku sebagai ibuku," lanjut Malin membentak.
Mendengar ucapan Malin, sang ibu merasa marah sekaligus sedih. Ia tidak menyangka kalau anaknya berubah. Kejadian tersebut membuat ibu Malin mengutuknya.
"Oh Tuhan ku yang kuasa, jika dia adalah benar anakku, Saya mohon berikan azab padanya dan rubah lah dia jadi batu," doa sang ibu murka.
Tak lama setelah itu, angin dan petir bergemuruh menghancurkan kapal Malin. Tak hanya itu, tubuh Malin kaku hingga akhirnya menjadi batu Malin Kundang yang menyatu dengan karang.
Pesan Moral Malin Kundang
Ringkasan cerita Malin Kundang yang melegenda ternyata memiliki pesan moral tersendiri. Dari kisah tersebut, kita bisa memahami bahwa kasih sayang seorang ibu tidak ada duanya. Ia rela hidup seorang diri, demi mengikhlaskan anaknya untuk mengejar mimpi di kota orang.
Selain itu, cerita rakyat Malin Kundang juga mengajarkan kepada kita agar senantiasanya mengingat orang tua yang telah membesarkan kita. Tak hanya itu, kita juga harus berbakti kepada orang tua karena berkat doa dan dukungan dari orang tua, kita bisa meraih kesuksesan.
Itulah legenda Malin Kundang yang memiliki pesan moral sangat mendalam. Selain versi Bahasa Indonesia, ada juga yang menuliskan cerita Malin Kundang dalam Bahasa Inggris, sehingga semakin banyak orang yang dapat mengetahui kisah tersebut.
Tak hanya itu, cerita rakyat yang melegenda ini juga membuat terciptanya patung Malin Kundang. Patung tersebut diketahui berada di Pantai Air Manis. Dasril Bayras dan Ibenzani Usman merupakan dua sosok yang membuat relief batu Malin Kundang berdasarkan cerita rakyat di tempat tersebut.