Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Tuding Mata-Mata AS Retas Ribuan iPhone dengan Teknologi Canggih

Pihak keamanan Rusia menemukan operasi spionase Amerika Serikat.(AS) meretas ribuan iPhone.
Ilustrasi/youtube
Ilustrasi/youtube

Bisnis.com, JAKARTA - Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan menemukan operasi spionase Amerika Serikat (AS) yang membahayakan ribuan iPhone menggunakan perangkat lunak pengawasan yang canggih, pada Kamis (1/6/2023). 

Lab Kaspersky yang berbasis di Moskow mengatakan lusinan perangkat karyawannya telah disusupi oleh operasi tersebut, seperti dilansir dari CNA, pada Jumat (2/6/2023). 

FSB, penerus utama KGB era Soviet, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa beberapa ribu perangkat Apple Inc telah terinfeksi, termasuk pelanggan domestik Rusia, serta diplomat asing yang berbasis di Rusia dan bekas Uni Soviet.

"FSB telah mengungkap tindakan intelijen dari layanan khusus Amerika yang menggunakan perangkat seluler Apple," kata FSB dalam sebuah pernyataan.

FSB mengatakan plot tersebut menunjukkan kerja sama yang erat antara Apple dan Badan Keamanan Nasional (NSA) yang bertanggung jawab atas intelijen dan keamanan kriptografi dan komunikasi. 

FSB tidak memberikan bukti bahwa Apple bekerja sama dengan, atau mengetahui, kampanye mata-mata. Adapun dalam sebuah pernyataan, Apple membantah tuduhan tersebut. 

"Kami tidak pernah bekerja dengan pemerintah manapun untuk memasukkan backdoor ke produk Apple apapun dan tidak akan pernah," lanjut perusahaan itu. 

CEO Kaspersky Eugene Kaspersky mengatakan di Twitter bahwa lusinan telepon karyawannya disusupi dalam operasi tersebut, yang digambarkan perusahaannya sebagai serangan dunia maya yang sangat kompleks yang menargetkan pekerja di manajemen puncak dan menengah. 

Peneliti Kaspersky Igor Kuznetsov mengatakan bahwa perusahaannya telah secara independen menemukan lalu lintas yang tidak normal pada jaringan Wi-Fi perusahaan sekitar awal tahun.

Dia mengatakan Kaspersky tidak memberitahukan temuannya ke tim tanggap darurat komputer Rusia hingga Kamis (1/6/2023) pagi. 

Sementara itu, dia mengatakan tidak dapat mengomentari tuduhan Moskow bahwa warga AS bertanggung jawab atas peretasan dan ribuan orang lainnya yang telah menjadi sasaran.

"Sangat sulit untuk mengaitkan apapun dengan siapapun," katanya.

Adapun dalam sebuah unggahan blog, Kaspersky mengatakan jejak infeksi tertua yang ditemukannya berasal dari 2019. 

"Pada saat penulisan pada Juni 2023, serangan itu sedang berlangsung. Kami cukup yakin bahwa Kaspersky bukanlah target utama serangan siber ini," lanjutnya. 

FSB mengatakan para peretas Amerika telah mengkompromikan diplomat dari Israel, Suriah, China, dan anggota NATO dalam kampanye spionase.

Para pejabat Israel menolak untuk berkomentar. Perwakilan China, Suriah, dan NATO tidak segera dapat memberikan komentar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper