Bisnis.com, JAKARTA – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengungkapkan bahwa terdapat strategi perang yang dapat dipelajari dari konflik Rusia-Ukraina oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Menurutnya, dalam konflik bersenjata yang telah terjadi sejak Februari 2022 itu Presiden Rusia Vladimir Putin memperlihatkan konsep perang psikologi dalam menghadapi Ukraina yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelensky.
Pernyataan ini disampaikan oleh Megawati dalam dalam acara peresmian Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Karno di Kolinlamil, Jakarta Utara pada Kamis (1/6/2023).
“Itu kalau saya lihat bukan sombong, enggak. Itu ngopo toh ya? Ukraina itu kok engga mikir, kok mau melawan Rusia. Loh, ini realita ini adalah [perang dengan] strategi kan. Saya itu mikir. Ngapain,” ujarnya.
Mega pun menyoroti soal tindakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang justru menanggapi serangan Rusia dengan melakukan safari politik ke berbagai Negara dunia, khususnya dari Barat dan organisasi internasional untuk mencari dukungan.
“Karena dipikirnya [Zelensky] dibantu oleh Negara Barat. Pertanyaan saya, kemarin kan saya melihat Presiden Zelensky. Loh, ini saya lihat di televisi jalan-jalan terus dibilang [Barat] mau memberi bantuan,” imbuhnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Ketua Umum PDIP itu juga menyinggung posisi yang diambil Asean terkait perang tersebut yang menegaskan akan memberikan spot atau dukungan untuk mendamaikan kedua belah pihak.
“Kemudian Asean bilang akan memberikan spot, pertanyaan saya apakah itu sebenarnya yang dibutuhkan, padahal saya melihat Pak Putin ajeg, tak kelihatan bingung, cerita saya ini maksudnya itu sebuah strategi, jadi. Putin melakukan perang psikologi, dia bisa tahu, mana mungkin Negara Barat akan memberikan bantuan yang keren-keren,” tutur putri dari Presiden pertama RI tersebut.
Kendati demikian, Megawati kembali menegaskan bahwa pembahasannya yang menyinggung perang Ukraina-Rusia tersebut diharapkannya dapat dijadikan pelajaran bagi para jenderal dalam menyusun strategi terkait perang.
"Jadi saya bercerita ini adalah untuk berpikir kalian ini orang-orang pinter lho. Sampe sudah bisa jenderal-jenderal. Tapi udah wis to bikin sesuatu strategi yang menurut saya itu opo yo kalau sesuatu terjadi gak gugap gugup gitu lah kalo gugap-gugup piye coba," imbuhnya.
Adapun, didampingi Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Megawati awalnya membahas soal strategi perang yang tak lagi terpaku pada fisik tetapi teknologi dan psikologi di hadapan para laksamana angkatan laut.
“Saya diberitahu perang itu kan sekarang engga perlu dengan orang. Jadi mustinya dengan apa? Teknologi kan super canggih, saya sangat senang masalah teknologi hingga sekarang saya diberitau tentang AI. Jadi teknologi terus berkembang dan kalau kita tidak semangat karena yang paling penting adalah semangat juang dalam mempertahankan Negara,” bebernya.
Tak hanya perang teknologi, wanita yang lahir pada 23 Januari 1947 ini juga menjabarkan perang psikologi melalui pendekatan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang tak pernah berhenti melancarkan aksi-aksi anarkisnya di Papua.
Menurutnya, jika dirinya merupakan presiden saat ini, maka dia tak segan untuk menerjunkan batalion ke daerah bergolak untuk meminimalisir pergerakan awak KKB Papua.
"Melihat yang maju ke Papua ini, saya bilang, kalau saya masih komandan, saya turunkan berapa batalion ke sana,” imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa strategi ini dimaksudkan untuk mencegah musuh mengambil tindakan yang belum dimulai atau mencegah musuh yang berencana melakukan sesuatu. Apalagi, dia menegaskan bahwa bahwa jumlah anggota KKB Papua tak lebih banyak dari jumlah pasukan yang dimiliki TNI-Polri.
Menurutnya, dengan menurunkan batalion, maka suara latihan yang keras dari pasukan yang ada bisa dijadikan sebagai perang psikologi terhadap kelompok bersenjata.
"Kalau menurut saya mungkin saya salah bisa dikoreksi, kalau sekian batalion ditaruh, itu kan bisa lihat lapangan, kedua, terus latihan di daerah yang aman tetapi kan kedengeran bagi mereka. Itu apa namanya perang psikologi jadi bukan hanya perang fisik saja, saya tahu karena saya diajari oleh Bapak saya juga,” pungkas Megawati.