Bisnis.com, JAKARTA – Survei terbaru dari Litbang Kompas menunjukkan tiga calon presiden (capres) paling potensial yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan masih bersaing ketat. Akibatnya, para partai pendukung masing-masing kandidat belum ada yang puas.
Survei Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023 menyatakan elektabilitas Prabowo tercatat sebesar 24,5 persen menggeser Ganjar yang kini harus berada di peringkat kedua dengan angka 22,8 persen.
Sementara itu, Anies konsisten menempati urutan ketiga dengan tingkat keterpilihan sebesar 13,6 persen. Artinya, dari mereka belum ada yang meraih 50 persen suara—bahkan 30 persen. Peluang pilpres dua putaran pun terbuka lebar.
Sejauh ini, Prabowo sendiri sudah diusung jadi capres oleh Partai Gerindra. Sementara Ganjar sudah diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sedangkan Anies sudah didukung oleh Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Tanggapan Gerindra
Meski Prabowo menempati urutan pertama, namun Partai Gerindra belum puas. Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyatakan elektabilitas selalu bersifat naik-turun tergantung situasi.
Oleh sebab itu, dia akan terus mengingatkan kadernya agar terus turun ke masyarakat untuk mengenalkan Gerindra dan Prabowo.
Baca Juga
"Saya sering kali ngomong kepada teman-teman kader Partai Gerindra untuk kita terus bekerja di lapisan paling bawah, mendekat kepada rakyat," jelas Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2023).
Sementara itu, dia juga mengakui kedekatan Prabowo dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berefek positif ke elektabilitas ketua umumnya itu.
"Kedekatan Pak Prabowo dan Pak Presiden, itu juga sedikit banyak menyumbang terhadap elektabilitas partai," jelas Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2023).
Dia menjelaskan, bagaimanapun tingkat kepuasan masyarakat ke Jokowi masih tinggi sehingga berpengaruh ke capres yang dekat dengan orang nomor satu di Indonesia itu.
"Kita tahu kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah saat ini semakin tinggi dan kita sama-sama tahu bahwa Pak Prabowo adalah bagian dari pemerintahan," ujar Wakil Ketua DPR itu.
PDIP Sebut Ganjar Kalah Start
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah mengaku tak terkejut elektabilitas Ganjar Pranowo belum jadi yang terbaik menurut survei terbaru Litbang Kompas.
Said menjelaskan, penunjukan Ganjar sebagai bacapres PDIP dilakukan baru-baru ini atau tak selama dua capres potensial lainnya yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
"Pak Prabowo sembilan bulan dan Mas Anies Baswedan tujuh bulan lalu sudah mendeklarasikan dan dicalonkan sebagai calon presiden, lebih awal dari Ganjar Pranowo," ujar Said dalam keterangan tertulis, Rabu (24/5/2023).
Selain itu, lanjutnya, Prabowo dan Anies juga sudah banyak bersafari politik keliling Indonesia. Sementara Ganjar, baru memulai safari politiknya.
Apalagi, Said mengakui menurut survei SMRC dan Charta Politika popularitas Ganjar belum setinggi Prabowo dan Anies. Oleh sebab itu, PDIP masih akan berupaya mengenalkan Ganjar ke pelosok negeri.
"Kami hitung Mas Ganjar Pranowo baru berkeliling lima provinsi saja dari keseluruhan provinsi di Indonesia. Tentu saja kami akan terus mengenalkan Mas Ganjar Pranowo keseluruh Tanah Air," jelas Ketua Badan Anggaran DPR itu.
Said menegaskan, Pilpres 2024 masih sekitar delapan bulan lagi sehingga partai pengusung elektabilitas Ganjar masih bisa digenjot. Bahkan, dia optimistis lima bulan lagi elektabilitas Ganjar sudah mendekati 50 persen.
"Kita lihat nanti jelang Oktober, Insya Allah elektabilitas Mas Ganjar di 45 persen sudah bisa melampaui Pak Prabowo," ungkapnya
NasDem Masih Pede
Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari alias Tobas mengatakan pihaknya mencermati berbagai hasil survei terkait bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan, termasuk survei terbaru dari Litbang Kompas.
Elektabilitas Anies memang masih kalah dari bacapres potensial lainnya yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Tobas pun menyatakan NasDem masih terus berupaya mengenalkan sosok Anies ke masyarakat luas.
"Kita tetap mencermati survei-survei yang ada di samping dari tetap bekerja juga untuk memperkenalkan Pak Anies kepada masyarakat ya," ujar Tobas di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2023).
Dia mengatakan, NasDem selalu menghormati survei yang dilakukan pihak mana pun. Menurutnya, setiap hasil survei pihak eksternal turut jadi kajian NasDem.
Meski demikian, Tobas mengingatkan tahapan menuju Pilpres 2024 masih panjang. Bahkan, lanjutnya, pendaftaran bacapres belum dilakukan sehingga elektabilitas Anies masih sangat mungkin diperbaiki jelang pungutan suara pada 14 Februari 2024.
"Sehingga survei-survei tersebut saya masih melihat sebagai sesuatu hal yang dinamis, yang bisa sangat berubah baik itu sepanjang perjalanan tahapan pilpres," ungkap anggota Komisi III DPR itu.