Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Panic Buying Air Kemasan, Ini Kronologinya

Warga Malaysia panic buying untuk memiliki persediaan air kemasan karena dipicu frekwensi hujan yang menurun.
Hujan yang langka dan bendungan yang mengering membuat satu juta warga Penang dan Kedahan di Malaysia panic buying air mineral. Mereka menyerbu supermarket dan membersihkan rak-rak dari botol air minum./The Star
Hujan yang langka dan bendungan yang mengering membuat satu juta warga Penang dan Kedahan di Malaysia panic buying air mineral. Mereka menyerbu supermarket dan membersihkan rak-rak dari botol air minum./The Star

Bisnis.com, JAKARTA - Warga Malaysia panic buying untuk memiliki persediaan air minum kemasan dalam sepekan terakhir. Warga berburu air mineral di berbagai supermarket, berebut dan saling adu mulut.

Melansir dari The Star, panic buying air kemasan itu dipicu bendungan yang mengering akibat curah hujan yang turun, membuat warga Malaysia khawatir kekurangan persediaan air. Terlebih lagi, kekhawatiran tersebut semakin membuat warga resah karena gangguan yang terjadi di dalam sistem Sungai Muda. 

Menurut laporan, bahwa gangguan sistem di Sungai Muda telah membuat sejuta orang memperebutkan air bersih di Penang dan Kedah. 

Kepala Penerangan Kedah Umno Datuk Shaiful Hazizy Zainol Abidin juga meminta Komisi Layanan Air Nasional (Span) untuk mengusut sistem Sungai Muda yang menurutnya karena kelalaian manusia.

Warga Malaysia beramai-ramai terlihat memenuhi supermarket dan menyerbu rak-rak tempat tersedianya air mineral kemasan. 

Akibat dari pasokan air di Malaysia yang menurun, membuat para pemilik toko makanan pada akhirnya menutup kedainya, karena pasokan air bersih yang terganggu. 

Bendungan Penang sangat terdampak tanpa air dari Sungai Muda. Menurut data terakhir, Bendungan Ayer Itam hanya terisi 39,8 persen pada Sabtu (20/5/2023). 

Sementara itu, Bendungan Teluk Bahang 46,2 persen, dan Bendungan Mengkuang yang lebih besar, kini turun hanya menjadi 88,2 persen.

Atas kekhawatiran tersebut, Menteri Utama Penang Chow Kon Yeow mengimbau warganya untuk bisa menghemat pemakaian air. 

Bahkan, dia memberitahu bahwa Bendungan Ayer Itam saat ini hanya ada cukup untuk penduduk setempat bertahan hidup hingga 120 hari ke depan. 

Menurut laporan, saat ini banyak orang menuduh pemerintah Penang dan Penang Water Supply Corporation yang harus bertanggung jawab atas musibah tersebut.

"Tidak benar Penang tidak memiliki rencana masa depan untuk ketahanan air. Ada banyak rencana dan pihak berwenang Penang telah berbicara dengan rekan-rekan mereka di Kedah secara damai," katanya.

Presiden Penang Water Watch Chan Ngai Weng mengatakan ini menjadi bentuk peringatan bagi warga Penang.

"Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air," ujarnya. 

Dia menyatakan harus ada petugas yang memeriksa terkait gangguan sistem di Sungai Muda, sensornya mati, atau ada gangguan lingkungan lain. 

"Komputer tidak membuat kesalahan. Pihak berwenang harus memeriksa sensor peringatan dimatikan atau jika perintah yang salah dimasukkan atau apakah ada virus dalam program tersebut," lanjutnya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa gangguan sistem Sungai Muda, mestinya ada peringatan otomatis dengan sensor jika terjadi masalah. 

"Seharusnya juga terdapat peringatan yang dikirim ke setiap tingkat otoritas di Penang dan Kedah saat permukaan air Sungai Muda turun di bawah level tertentu," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper