Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Hongaria mengonfirmasi bahwa Budapest memblokir alokasi bantuan militer baru senilai 500 juta euro atau Rp8 triliun ke Ukraina dari Fasilitas Perdamaian Eropa (EPF).
Kantor berita ANSA melaporkan dengan mengutip sumbernya di Brussel bahwa Hongaria telah memblokir bantuan militer ke Kyiv, pada Senin (15/5/2023).
Layanan pers Kementerian Luar Negeri Hongaria menyampaikan pernyataan Menteri Luar Negeri Peter Szijjarto yang menjelaskan bahwa Hongaria akan sangat sulit melanjutkan pembicaraan tentang bantuan keuangan dan ekonomi lebih lanjut.
"Menteri luar negeri (Peter Szijjarto) memperjelas pada hari Jumat di Stockholm, akan sangat sulit bagi Hongaria untuk melanjutkan pembicaraan tentang bantuan keuangan dan ekonomi lebih lanjut dan pengorbanan yang diperlukan untuk itu sampai Ukraina mengecualikan bank terbesar Hongaria (OPT Bank) dari daftar sponsor perang internasional," katanya, seperti dilansir dari TASS, Rabu (17/5/2023).
Hongaria menuntut agar dana tersebut memainkan peran global pada masa depan daripada digunakan semata-mata untuk mempersenjatai Ukraina.
Adapun hingga kini, Uni Eropa telah mengalokasikan 5,6 miliar euro atau Rp90 triliun dari Fasilitas Perdamaian Eropa untuk mendanai pasokan senjata ke Ukraina sebagai bantuan perang.
Baca Juga
Seperti diketahui, Komisi Eropa mempresentasikan rencana untuk militerisasi industri Uni Eropa yang mempertimbangkan peningkatan produksi artileri serta mortir dan roket, termasuk untuk sistem pertahanan udara, pada 3 Mei 2023.
Sebanyak 500 juta euro atau Rp8 triliun, di antaranya satu miliar euro yang disetujui oleh Dewan Eropa, akan dialokasikan untuk tujuan ini dari anggaran Uni Eropa.
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto sebelumnya telah mengatakan bahwa negaranya mendukung rencana perdamaian China di Ukraina.
Pihaknya percaya hal itu dapat menjadi dasar untuk pembicaraan lebih lanjut mengenai penyelesaian konflik antara Rusia dan Ukraina. Hal itu dia utarakan saat berbincang dengan timpalannya dari China Qin Gang di Beijing.