Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres Turki 2023: Sinan Ogan Penentu Kemenangan, Erdogan atau Kilicdaroglu?

Sinan Ogan menjadi penentu kemenangan pada Pilpres Turki 2023, Recep Tayyip Erdogan atau Kemal Kilicdaroglu?
Calon presiden (capres) Turki pada Pilpres 2023, Sinan Ogan menjadi penentu kemenangan pada Pilpres Turki 2023, Recep Tayyip Erdogan atau Kemal Kilicdaroglu./Istimewa
Calon presiden (capres) Turki pada Pilpres 2023, Sinan Ogan menjadi penentu kemenangan pada Pilpres Turki 2023, Recep Tayyip Erdogan atau Kemal Kilicdaroglu./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Calon presiden (capres) Turki pada Pilpres 2023, Sinan Ogan menjadi penentu kemenangan pada Pilpres Turki 2023, Recep Tayyip Erdogan atau Kemal Kilicdaroglu.

Melansir Channel News Asia, Rabu (17/5/2023), Ogan adalah seorang nasionalis yang kurang terkenal, dan dia telah membantu mendorong pilpres ke putaran kedua. Dia membuka diri untuk membicarakan dukungan kepada Erdogan maupun Kilicdaroglu.

Dia mengatakan bahwa dirinya bisa memberi dukungan  Presiden Recep Tayyip Erdogan atau saingannya, Kilicdaroglu.

Memasuki kampanye pada menit terakhir, Sinan Ogan, 55, memenangkan 5,2 persen suara dalam pemilihan hari Minggu (14/5/2023). Raihan suara ini membuat Erdogan gagal meraih kemenangan pada pilpres putaran pertama untuk pertama kalidalam 20 tahun pemerintahannya.

Erdogan meraup 49,5 persen suara, sementara Kilicdaroglu mengamankan 44,9 persen. Hal ini jauh dari hasil jajak pendapat, dan menunjukkan pemimpin oposisi berpotensi menang.

Dalam sebuah wawancara dengan AFP, Ogan mengatakan dia berharap untuk melakukan yang lebih baik lagi, menyuarakan harapan bahwa dia bisa terpilih sebagai presiden suatu hari nanti.

"Saya berharap lebih - sekitar 10-11 persen suara," kata Ogan, seorang nasionalis sekuler yang dikeluarkan dari partai sayap kanan dan bergabung dengan aliansi penguasa Erdogan di parlemen.

Mencalonkan diri sebagai calon independen, Ogan mengatakan terbuka untuk berdialog tetapi mungkin perlu beberapa hari untuk mengambil keputusan tentang siapa - jika ada - yang akan didukung.

"Keputusan akan dibuat setelah pembicaraan dengan Erdogan dan Kilicdaroglu," katanya.

"Kami dapat mengatakan kami tidak mendukung salah satu dari mereka."

Seorang pejabat Turki mengatakan kepada AFP bahwa partai Erdogan yang berakar Islam akan segera membuat pernyataan tentang kemungkinan pembicaraan dengan Ogan.

Tidak Ada Kebencian

Ogan, yang berbicara bahasa Inggris dan belajar di universitas terkemuka Moskow, mengatakan para pemilihnya termasuk "nasionalis Turki serta orang-orang muda yang menganggap kami lebih intelektual dan muak dengan wajah-wajah lama dalam politik".

Matt Gertken, kepala ahli strategi politik di BCA Research, menyatakan bahwa Ogan sebagian besar mengambil suara dari Erdogan, yang basisnya terdiri dari kaum nasionalis dan konservatif agama.

"Di putaran kedua, Erdogan belum tentu memenangkan mayoritas suara Ogan, tetapi hanya seperlima dari suara itu yang akan memberinya kursi kepresidenan, hal lain dianggap setara," kata Gertken.

Ogan masuk parlemen sebagai anggota partai ultranasionalis MHP pada 2011.Dia berselisih dengan pimpinan partai setelah mengkritik kinerja buruk MHP dalam jajak pendapat 2015.

Ogan dikeluarkan dari partai tetapi kemudian diterima kembali setelah memenangkan pertarungan pengadilan.

Dua tahun kemudian, dia kembali dikeluarkan karena menentang referendum konstitusi 2017 yang memperluas kekuasaan presiden Erdogan.

Setop Terorisme

Ogan mendapat tekanan untuk keluar dari pencalonan setelah kandidat keempat, Muharrem Ince yang nasionalis, mengakhiri kampanyenya hanya empat hari sebelum pemilihan.

Ditanya apakah dia siap berbaikan dengan Erdogan setelah berseteru dengan sekutu koalisinya, Ogan mengatakan: "Tidak ada ruang untuk kebencian, jika Anda bercita-cita untuk memerintah negara."

Dia mengatakan siapa pun yang dia dukung harus dengan tegas meninggalkan "terorisme" - istilah yang digunakan politisi Turki untuk merujuk pada militan Kurdi yang telah berjuang untuk otonomi yang lebih besar.

Dia meragukan hubungan Kilicdaroglu dengan partai pro-Kurdi HDP, yang mendukung pencalonan pemimpin oposisi bulan lalu.

Tapi, dia juga menentang aliansi Erdogan dengan Huda-Par, sebuah kelompok sayap kanan yang memiliki hubungan dengan gerakan Hizbullah Kurdi, yang tidak memiliki hubungan dengan kelompok Lebanon dengan nama yang sama.

"Kami ingin pendekatan diambil terhadap semua jenis organisasi teroris," katanya, mendesak partai politik untuk "menjauhkan diri dari teror".

Partai HDP menghadapi kemungkinan larangan pengadilan atas dugaan hubungannya dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Ankara dan sekutu Baratnya.

"Saya menentang organisasi mana pun yang tidak menjauhkan diri dari terorisme," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper