Bisnis.com, JAKARTA - Perolehan suara Erdogan vs Kilicdaroglu di Pemilu Turki semakin sengit. Sebab, dua kandidat yang mengantongi suara terbanyak, tidak menembus 50 persen.
Dilansir dari Aljazeera, Senin (15/5/2023) malam, perolehan suara Erdogan mencapai 49,5 persen, Kilicdaroglu 44,89 persen, Ogan 5,17 persen, dan Ince 0,44 persen dalam pemilu Turki putaran pertama. Ini akan dilanjutkan ke putaran kedua.
Pengamat politik menganalisis bahwa Erdogan memiliki posisi yang kuat dalam pemilihan presiden kali ini. Pengamat politik Carkoglu mengatakan bahwa Erdogan mempertahankan basis dukungannya di jantung Anatolia; meskipun dia kehilangan beberapa dukungan di tenggara Turki, dia masih mempertahankan provinsi Anatolia tengah.
Menurutnya, Erdogan juga mempertahankan tingkat dukungan yang kredibel di kota-kota besar. Selain itu, Erdogan juga sangat sukses di daerah yang dilanda gempa.
Masyarakat masih memiliki harapan bahwa Erdogan agar bisa memberikan yang terbaik, setelah pemilihan presiden berakhir. Harapan ini, seolah-olah menginginkan Erdogan kembali memimpin.
Hasil pemilu turki erdogan vs kilicdaroglu/Aljazeera
Di sisi lain, Kilicdaroglu mengatakan kepada para pendukungnya untuk tetap optimistis menjelang hasil pemilihan presiden dirilis. Dia mengungkapkan bahwa timnya juga telah bekerja tanpa henti sejak hari Minggu.
“Jangan putus asa. Saya akan menjelaskan temuan mengenai semua yang telah terjadi," ungkapnya.
Ogan menduduki peringkat ketiga. Dia mengungkapkan agar kandidat yang masuk dalam putaran kedua, mendapatkan jaminan yang tegas, terkait isu-isu sensitif. Saat kampanye, dia menjanjikan kepada masyarakat Turki untuk memerangi teroris dan mengembalikan pengungsi Suriah.
Adapun pemilihan presiden putaran kedua akan dilaksanakan pada 28 Mei 2023. Ogan menegaskan bahwa dia telah memutuskan untuk memilih satu dari antara Erdogan vs Kilicdaroglu.
Ogan juga mengharapkan agar pemerintah terus memberikan perlindungan konstitusional untuk memastikan prinsip-prinsip demokrasi Turki berjalan dengan lancar dan diperlukan dukungan dari Aliansi ATA-nya, yang dinamai oleh pendiri republik Turki Mustafa Kemal Ataturk.