Kemiskinan Sempat Naik Karena Pandemi
Di sisi lain, tren kemiskinan di DKI Jakarta tercatat mengalami kenaikan, terutama dalam dua tahun terakhir yakni pada tahun 2020 dan 2021. Pandemi Covid-19 dianggap menjadi biang kerok tren kenaikan kemiskinan di DKI Jakarta.
Data BPS DKI Jakarta menunjukkan bahwa DKI Jakarta mencatat lonjakan angka kemiskinan pada Maret 2020 atau saat awal pandemi.
Saat itu, jumlah penduduk miskin DKI Jakarta meningkat hingga 1,11 persen poin atau meningkat kurang lebih hingga 119 ribu orang atau meningkat hingga 118,56 ribu orang dibandingkan dengan perhitungan periode sebelumnya, yakni September 2019.
Angka tersebut terus mengalami peningkatan setidaknya hingga Maret 2021. Padahal, persentase penduduk miskin di DKI Jakarta tidak pernah menyentuh angka 4% atau lebih sejak Maret 2015 hingga September 2019.
Sementara itu pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin di Jakarta sebanyak 502,04 ribu orang. Secara khusus penduduk sangat miskin bertambah 2 ribu orang dari 144,3 ribu orang dari saat dilakukan perhitungan sebelumnya, yakni September 2021, menjadi 146,3 ribu orang pada Maret 2022.
Angka kemiskinan di DKI Jakarta kembali turun pada September 2022 atau bulan terakhir Anies memimpin Jakarta, dari 504,02 ribu orang menjadi 494,93 ribu. Total polulasi penduduk miskin di DKI turun dari 4,69 persen menjadi 4,61 persen.
Baca Juga
Indeks Kebahagiaan Turun
Menariknya kendati ada peningkatan dalam pembangunan manusia, indeks kebahagian warga DKI Jakarta turun. Indeks Kebahagiaan DKI Jakarta tahun 2021 turun sebanyak 0,65 basis poin atau dari 71,33 menjadi 70,68.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, indeks kebahagiaan DKI Jakarta tersebut turun dibandingkan 2017 atau bahkan di bawah rata-rata nasional sejak tahun pertama kali penghitungan indeks ini dilakukan pada tahun 2014.
Indeks kebahagiaan DKI Jakarta tersebut lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah yang mencapai 71,73 dan Jawa Timur 72,08. Maluku Utara dan Kalimantan Utara adalah dua daerah dengan indeks tertinggi yakni di atas 76 persen.
Adapun indeks kebahagiaan diukur atas tiga aspek utama yakni indeks kepuasan hidup, indeks perasaan, dan indeks makna hidup.