Bisnis.com, JAKARTA - Rencana China untuk menetapkan zona larangan terbang di utara Taiwan akan mempengaruhi sekitar 33 penerbangan pada 16 April 2023.
Kantor berita pusat (CNA) Taiwan mengutip keterangan resmi Menteri Transportasi Wang Kwo-tsai.
Dia mengatakan bahwa dampak pada penerbangan sangat berkurang setelah Taiwan berhasil mendesak China untuk mempersempit rencananya menutup ruang udara di utara pulau itu.
Pertama kali Beijing mengumumkan kepada Taipei bahwa akan memberlakukan zona larangan terbang sejak 16 hingga 18 April 2023, seperti dilansir dari Reuters, pada Kamis (13/4/2023).
Akan tetapi, Kementerian Transportasi Taiwan mengatakan ada pengurangan periode setelah protes pada Minggu (9/4/2023) pagi. Kementerian Transportasi telah berdiskusi dengan otoritas penerbangan Jepang yang akan mengeluarkan pemberitahuan pada Kamis (13/4/2023) malam.
Pemberitahuan disampaikan kepada pengelola kapal dan pesawat untuk menghindari daerah tersebut selama periode tertentu pada Minggu (16/4/2023) pagi.
Baca Juga
Wang Kwo-tsai mengatakan larangan itu dapat menambah kurang dari satu jam waktu perjalanan ekstra untuk penerbangan yang terkena dampak, karena harus mengalihkan lebih jauh ke selatan dari rute aslinya.
Kementerian Transportasi Taiwan menerbitkan peta yang menunjukkan label zona aktivitas kedirgantaraan China di timur laut Taiwan dan dekat sekelompok pulau yang disengketakan, disebut Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang, pada Rabu (12/4/2023).
Perkembangan tersebut mengikuti latihan militer intensif selama berhari-hari yang dilakukan China di sekitar Taiwan sebagai tanggapan atas pertemuan Presiden Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California pekan lalu.
Ketika China memberlakukan pembatasan ruang udara selama latihan militer Agustus lalu, ada gangguan signifikan pada penerbangan di wilayah tersebut. Beberapa pesawat diharuskan membawa bahan bakar ekstra, menurut OPSGROUP, sebuah koperasi industri penerbangan yang memberi nasihat tentang risiko penerbangan.