Bisnis.com, JAKARTA - Ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Eropa tidak mengikuti kebijakan Amerika Serikat (AS) di Taiwan dipuji sebagai keputusan brilian oleh China pada pekan ini.
Melansir CNA, Macron membuat sekutu Barat gelisah setelah menyerukan otonomi strategis di Taiwan setelah perjalanan ke China pada pekan lalu, dia bertemu dengan Presiden Xi Jinping.
Macron (45) menikmati sambutan bintang rock selama kunjungan 3 harinya, termasuk dikerumuni oleh siswa di kota selatan Guangzhou, dan media lokal telah meliputnya dengan fokus pada otonomi strategis.
Global Times melaporkan bahwa Partai Komunis China mengatakan bahwa ungkapan Macron tersebut sangat jelas merupakan hasil pengamatan dan refleksi jangka panjang dan sejalan dengan kepentingan Eropa sendiri.
"Beberapa orang ingin membangun Eropa palsu dalam opini publik, menutupi suara dan kepentingan Eropa yang sebenarnya," lanjut artikel itu, pada Senin (10/4/2023).
Kepala Biro Brussels untuk China Chen Weihua menyatakan di Twitter bahwa kata-kata Macron tentang otonomi strategis Uni Eropa dan menolak Perang Dingin juga akan terbukti menjadi keputusan yang brilian.
Baca Juga
China yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, telah lama berusaha mematahkan tekad Barat.
Adapun ucapan Macron baru-baru ini tentang menjauhkan Eropa dari AS terkait masalah Taiwan menunjukkan bahwa upaya China mungkin berhasil.
Pengguna situs media sosial Weibo berkomentar di bawah artikel berita Macron dengan mengatakan bahwa Eropa kini telah maju.
"Berani berbicara secara terbuka tentang otonomi, Eropa kini telah maju," tambahnya.