Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungan Macron ke China Picu Perpecahan Eropa dengan AS

Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke China memicu meningkatnya perpecahan antara AS dan Eropa. 
Presiden Prancis Emmanuel Macron tersenyum di sela-sela pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia, Jumat (11/12/2020)./Bloomberg-Thierry Monasse
Presiden Prancis Emmanuel Macron tersenyum di sela-sela pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia, Jumat (11/12/2020)./Bloomberg-Thierry Monasse

Bisnis.com, JAKARTA — Kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke China pada 5-7 April 2023 menunjukkan meningkatnya perbedaan pendapat antara pejabat AS dan Eropa. 

Surat kabar Hill menyampaikan informasi tersebut dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Sabtu (8/4/2023). 

Pertemuan tingkat tinggi baru-baru ini menggarisbawahi meningkatnya ketegangan antara AS dan Eropa dalam cara berhubungan dengan China, seperti dilansir dari TASS, pada Minggu (9/4/2023). 

Menurut surat kabar itu, Macron berusaha meyakinkan pemimpin China Xi Jinping untuk memainkan peran utama dalam membangun perdamaian antara Ukraina dan Rusia. 

Pemerintahan Biden dan Kongres AS bersikeras bahwa Beijing bekerja untuk membentuk kembali dunia dalam pandangan model otoriter China. 

Sementara itu, para pemimpin Eropa sulit untuk bersatu dalam risiko mempertaruhkan hubungan dekat dengan Beijing.

Menurut surat kabar itu, fakta bahwa Macron didampingi oleh puluhan pejabat bisnis menyoroti fokus Prancis untuk mempertahankan diri, memperkuat hubungan ekonomi dengan China.

Namun, artikel tersebut menyatakan bahwa Eropa sendiri terpecah dan beberapa beralih ke China. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang menemani Macron dalam perjalanannya, telah mempertaruhkan posisinya sehubungan dengan China. 

Von der Leyen mengatakan bahwa Eropa harus mempertaruhkan hubungan ekonominya dengan China. 

"Pendekatan hawkishnya dipandang lebih sejalan dengan negara-negara Eropa tengah dan timur, yang telah berpisah dengan pandangan arus utama dari Prancis dan Jerman," surat kabar itu menyimpulkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper