Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Jatuhkan Sanksi usai Pertemuan Taiwan dan Amerika Serikat

China jatuhkan sanksi ke sejumlah pejabat yang menyambut kedatangan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di Amerika Serikat.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China  Xi Jinping pada bulan Februari. Bloomberg/Getty Images
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping pada bulan Februari. Bloomberg/Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Konflik antara China dan Taiwan memang semakin tegang setelah perjamuan makan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen selama kunjungannya ke Amerika Tengah.

Saat ini China tengah  menjatuhkan sanksi pada dua institusi Amerika dan Duta Besar Taiwan untuk Amerika Serikat Hsiao Bi-khim yang menjamu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen selama kunjungannya ke Amerika Tengah.

Sanksi tersebut diumumkan pada Jumat 7 April 2023 sebagai tanggapan atas kunjungan tersebut, yang dianggap China sebagai campur tangan AS dalam urusan dalam negeri China.

Kementerian Luar Negeri China menjatuhkan sanksi terhadap lembaga think tank yang berkantor pusat di Washington, Hudson Institute, dan Perpustakaan Kepresidenan Ronald Reagan di California.

Pasalnya, kedua tempat itu memang menjadi tempat pertemuan perdana antara Tsai dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di Amerika pada Rabu (5/4/2023).

Mereka dilarang untuk bekerja sama dengan organisasi dan individu apapun di China daratan. Mulai dari membekukan aset mereka di China, menghentikan seluruh transaksi, kerja sama, hingga menghentikan visa untuk mereka.

“Hudson Institute, dan Perpustakaan Kepresidenan Ronald Reagan dinilai telah memfasilitasi kegiatan separatis Taiwan, yang secara serius merusak kedaulatan dan integritas teritorial China,” katanya dilansir dari CNN Sabtu (8/4/2023).

Sebagai informasi, Beijing telah lama mengklaim soal Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang tidak dapat dipisahkan. Kunjungan resmi Tsai Ing-wen ke Amerika Serikat pun dianggap sebagai upaya untuk mencari dukungan internasional untuk kemerdekaan Taiwan.

Oleh karena itu, tindakan China untuk menjatuhkan sanksi pada organisasi yang terlibat dalam kunjungan tersebut bisa dilihat sebagai bentuk protes terhadap upaya Tsai Ing-wen untuk memperoleh dukungan internasional.

Adapun, Dan minggu lalu, Hudson Institute juga turut memberikan Penghargaan Kepemimpinan Global kepada Tsai di New York City.

Keduanya terjadi selama persinggahan selama 10 hari tur internasional Presiden Taiwan, termasuk kunjungan resmi ke Amerika Tengah.

China telah berulang kali mengatakan akan mengambil "tindakan tegas dan kuat" sebagai tanggapan atas pertemuan Tsai dengan McCarthy.

Partai Komunis China mengklaim demokrasi pemerintahan sendiri Taiwan sebagai miliknya meskipun tidak pernah mengendalikannya, dan telah bersumpah untuk merebut pulau itu, jika perlu dengan paksa.

China juga memberlakukan sanksi terhadap dua organisasi Taiwan, The Prospect Foundation dan Dewan Liberal dan Demokrat Asia pada Jumat (7/4/2023).  

Seorang juru bicara menuduh kelompok tersebut mempromosikan kemerdekaan Taiwan dan mengatakan mereka tidak dapat bekerja sama dengan organisasi dan individu daratan. Direktur mereka juga dilarang memasuki daratan.

Pada Agustus 2022, Bikhim Hsiao, seorang politisi Taiwan yang pernah menjabat sebagai Ketua Komite Urusan Luar Negeri Partai Progresif Demokratik Taiwan juga mendapatkan sanksi atas kunjungan delegasi AS Nancy Pelosi.

Di akun Twitternya pada hari Jumat, Hsiao bereaksi terhadap sanksi tersebut dengan mengatakan, "Wow, RRC baru saja memberikan sanksi kepada saya lagi, untuk kedua kalinya,” tulisnya dilansir dari @bikhim, Sabtu (8/4/2023).

Dirinya menyebut keputusan China untuk menjatuhkan sanksi baru atas pertemuan Tsai dengan McCarthy "tidak rasional dan tidak masuk akal." 

Baginya, itu adalah "hak mendasar" Taiwan untuk melakukan kegiatan diplomatik di luar negeri, dan paksaan dan penindasan dari Beijing hanya akan meningkatkan desakan pada kebebasan dan demokrasi.

Tsai mengatakan kepada wartawan yang mendampinginya di AS pada Kamis bahwa sudah biasa bertemu dengan samah Amerika saat singgah.

Dia juga meyakini pertemuan langsung dengan AS akan "membantu kestabilan hubungan lintas selat dan kedamaian regional". Tsai meminta Beijing "menahan diri dan tidak bereaksi berlebihan."

China dan Taiwan memiliki pemerintahan sendiri-sendiri sejak pecah pada 1949 akibat perang saudara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper