Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dituduh Pro-Rusia, China Tegaskan Kembali Janjinya Atasi Perang di Ukraina

Presiden China Xi Jinping menegaskan kembali komitmennya tersebut setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (6/4/2023). 
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, 20 Maret 2023. Sputnik/Sergei Karpukhin/Pool via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, 20 Maret 2023. Sputnik/Sergei Karpukhin/Pool via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA — China menegaskan kembali komitmennya untuk memfasilitasi dialog perdamain dan penyelesaian politik atas krisis di Ukraina. 

Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk tetap bersikap rasional, menahan diri, serta menghindari langkah untuk mengambil tindakan yang dapat memperburukan keadaan perang antar Rusia dan Ukraina. 

Hal ini disampaikan Xi seusai dirinya mengadakan pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (6/4/2023). 

“Pembicaraan perdamaian harus dilanjutkan dengan sesegera mungkin,” ujarnya dikutip dari AP News, Jumat (7/4/2023). 

Selain itu, Xi membenarkan bahwa pihaknya juga telah bersungguh-sungguh untuk menentang penggunaan senjata nuklir dalam perang Rusia dan Ukraina dan serangan bersenjata terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) serta fasilitas nuklir lainnya. 

Adapun, hal tersebut tercantum dalam komunike yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri China pada akhir Februari 2023. Melalui komunike itu, China berupaya untuk mengklarifikasi posisi mereka dalam menemukan solusi politik untuk masalah Ukraina. 

Seperti diketahui, berbagai pihak kerap mempertanyakan posisi China dalam upaya untuk mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina. China terus menjadi sorotan lantaran disebut terlibat dalam invasi tersebut. 

Menurut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, China seakan tidak mampu menjaga komitmennya untuk memfasilitasi perdamaian di Ukraina. 

Dia menilai, China harus berfokus untuk meyakinkan Rusia untuk benar-benar menghormati kedaulatan Ukraina sebagai sebuah negara dan mengembalikan empat wilayah Ukraina yang sebelumnya resmi bergabung ke Rusia berdasarkan referendum. 

"Saya pikir China mencoba untuk mendapatkan keduanya, ingin dilihat sebagai pihak yang memajukan perdamaian dan pada saat yang sama terus mendukung Rusia dengan cara berbeda," ujarnya dalam sebuah wawancara dikutip dari TASS, Jumat (7/4/2023). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper