Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dokumen Militer AS Bocor, Sebut Ukraina Bakal Diganyang Rusia dalam Waktu Dekat

Rusia diprediksi akan dengan mudah mengganyang Ukraina dalam waktu dekat.
Sebuah kendaraan militer lapis baja melaju melalui Chasiv Yar selama pertempuran sengit di garis depan Bakhmut dan Chasiv Yar, Ukraina, 9 April 2023. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Sebuah kendaraan militer lapis baja melaju melalui Chasiv Yar selama pertempuran sengit di garis depan Bakhmut dan Chasiv Yar, Ukraina, 9 April 2023. REUTERS/Kai Pfaffenbach

Bisnis.com, SOLO - Rusia diprediksi akan dengan mudah mengganyang Ukraina dalam waktu dekat.

Bukan tanpa dasar, prediksi tersebut justru muncul dari dokumen militer AS yang bocor dan jadi perbincangan belakagan ini.

Menurut dokumen tersebut, Ukraina memang telah membentuk beberapa brigade badai baru menjelang serangan balasan terhadap  militer Rusia.

Mereka melakukan pembentukan brigade Pengawal Nasional ketujuh, yang akan menjadi "Pengawal Serangan" kesembilan di angkatan bersenjata.

Ini merupakan sebuah brigade yang biasanya terdiri dari sekitar 4.000 tentara. Namun Ukraina seolah ingin menunjukkan keperkasaannya dengan pamer tentara.

Saat ini Ukraina memiliki 32.000 pasukan ofensif sebagai cadangan dan sedang mencoba untuk meningkatkan jumlah itu mendekati 40.000 menjelang serangan balasan.

Sayangnya, banyaknya tentara Ukraina tersebut tak dibarengi dengan banyaknya alutsista yang dimiliki.

Sebuah laporan New York Times mengutip sebuah dokumen bocor, memprediksi bahwa amunisi untuk sistem pertahanan udara era Soviet Ukraina akan segera habis.

Ini akan membuat bagian dalam negara itu berpotensi terkena serangan udara dan menjadi sasaran empuk militer Rusia.

“Stok rudal untuk sistem pertahanan udara S-300 dan Buk era Soviet, yang merupakan 89 persen perlindungan Ukraina terhadap sebagian besar pesawat tempur dan beberapa pembom, diproyeksikan akan habis sepenuhnya pada 3 Mei dan pertengahan April,” kata laporan tersebut.

Ukraina mengatakan saat ini mampu menembak jatuh 75 persen rudal yang dikirim Rusia, dan berusaha meyakinkan sekutunya untuk mengirim F-16 untuk meningkatkan pertahanan udaranya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper