Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa China belum mengirim senjata ke Rusia untuk mengisi kembali persediaan yang telah habis akibat perang Moskow di Ukraina.
Dia menyampaikan bahwa kabar pengiriman senjata dari China ke Rusia telah terdengar sejak 3 bulan terakhir.
“Saya telah mendengar selama 3 bulan terakhir (bahwa) China akan memberikan senjata yang signifikan ke Rusia, tetapi mereka belum melakukannya," katanya, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Sabtu (25/3/2023).
Biden menekankan bahwa bukan berarti tidak akan melakukan pengiriman senjata ke Rusia, tetapi China belum melakukannya.
"Bukan berarti mereka tidak akan melakukannya, tetapi mereka belum melakukannya,” lanjutnya, dalam konferensi pers saat di Kanada, pada Jumat (24/3/2023).
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa negaranya tidak menganggap remeh China dan Rusia, keduanya adalah negara yang besar.
Baca Juga
“Saya tidak menganggap enteng China. Saya tidak menganggap enteng Rusia,” tambahnya.
Presiden AS itu menyatakan bahwa pemulihan hubungan antara Moskow dan Beijing mungkin selama ini dibesar-besarkan.
Adapun selama kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Rusia baru-baru ini, para pemimpin Rusia dan China memuji sifat khusus dari hubungan keduanya.
Akan tetapi, Beijing tidak berkomitmen untuk memberikan dukungan bagi pasukan Rusia yang berperang di Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menepis hubungan yang semakin dalam antara China dan Rusia.
Dia mengatakan bahwa Rusia adalah mitra junior dalam hubungan itu dan mencatat bahwa China sejauh ini menolak untuk memberikan senjata ke Moskow untuk perangnya di Ukraina.
“Saat kita berbicara hari ini, kita belum melihat mereka melewati batas itu,” kata Blinken tentang China.
Manufaktur senjata Rusia menjadi pusat perhatian saat mantan Presiden Dmitry Medvedev membacakan telegram 1941 yang mengancam dari diktator Soviet Josef Stalin, dengan lantang kepada para pemimpin manufaktur senjata Rusia yang sepertinya dalam upaya untuk meningkatkan produksi senjata dalam negeri.
Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko, membagikan video tentang Medvedev yang membaca telegram era Perang Dunia II Stalin selama pertemuan dengan bawahan dan komisi persenjataan nasional Rusia, pada Jumat (24/3/2023).
"Jika ternyata dalam beberapa hari Anda melanggar kewajiban Anda untuk tanah air Anda, saya akan mulai menghancurkan Anda sebagai penjahat yang mengabaikan kehormatan dan kepentingan tanah air Anda," kata Medvedev.
Medvedev merupakan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin yang menjadi pendukung paling bersemangat dan antusias atas invasi brutal Rusia ke Ukraina.