Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping terbang ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia berharap bisa perdamaian yang potensial dalam perang Rusia vs Ukraina.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengharapkan dukungan Xi Jinping melawan tekanan Barat.
Dilansir dari Reuters pada Senin (20/3/2023), Xi Jinping akan menjadi pemimpin negara pertama yang menjabat tangan Putin sejak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya pada Jumat (18/3/2023) atas deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia sejak invasi.
Moskow mengatakan tuduhan tersebut adalah salah satu dari beberapa pertunjukan yang jelas-jelas bertentangan, sementara China mengatakan hal itu mencerminkan standar ganda.
Putin menampilkan perjalanan Xi Jinping ke Moskow sebagai bukti bahwa mereka memiliki hubungan pertemanan yang erat dalam perselisihannya dengan Barat yang bersebrangan.
"Kita dapat merasakan lanskap geopolitik di dunia luar yang mengalami perubahan drastis. Xi menaruh harapan besar pada kunjungan teman lamanya yang baik ini," kata Putin.
Baca Juga
Meski demikian, Xi Jinping justru menilai kunjungan ini adalah sebuah kunjungan diplomatik.
Sebelumnya, China telah merilis proposal 12 poin untuk menyelesaikan krisis Ukraina, namun pada saat yang sama memperkuat hubungan dengan Rusia.
China telah berulang kali menepis tuduhan Barat bahwa mereka berencana mempersenjatai Rusia. Namun, mereka menginginkan kemitraan energi yang lebih erat setelah meningkatkan impor batu bara, gas, dan minyak Rusia.
Pasalnya, sanksi-sanksi Barat berarti harga yang lebih murah yang telah menghemat miliaran dolar AS bagi China.
Xi sudah tiba di bandara Vnukovo, Moskow, pada Senin sore (20/3/2023) waktu setempat. Dalam kunjungannya, Presiden China yang menjabat sebanyak 3 periode ini akan mengadakan pembicaraan informal dengan Putin. Adapun, pembicaraan formal dijadwalkan pada Selasa (21/3/2023).
Xi mengungkapkan kedua negara menganut konsep persahabatan abadi dan kerja sama yang saling menguntungkan serta proposal perdamaian Ukraina dari China, yang dirilis bulan lalu, mencerminkan pandangan global.