Bisnis.com, JAKARTA – Kremlin memastikan Presiden China Xi Jinping akan berada di Rusia dari 20 hingga 22 Maret 2023 untuk kunjungan kenegaraan setelah diundang Presiden Vladimir Putin.
Ini akan menjadi perjalanan pertama Xi ke Moskow sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Melansir Channel News Asia, Jumat (17/3/2023), Xi terakhir mengunjungi Rusia pada 2019, meskipun Putin menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing tahun lalu dan kedua pemimpin juga bertemu pada pertemuan keamanan regional di Uzbekistan pada September.
Kunjungan itu dilakukan saat China menawarkan diri sebagai penengah perdamaian di Ukraina. Hal ini ditanggapi dengan skeptis di Barat mengingat dukungan diplomatik Beijing untuk Rusia.
"Selama pembicaraan, mereka akan membahas isu-isu tentang pengembangan lebih lanjut hubungan kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis antara Rusia dan China," kata Kremlin.
"Sejumlah dokumen bilateral penting akan ditandatangani," tambahnya.
Baca Juga
Xi akan bertukar pendapat tentang masalah internasional dan regional dengan Putin selama kunjungannya ke Rusia, kata Kementerian Luar Negeri China pada Jumat (17/3/2023).
Tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk lebih memperdalam kepercayaan bilateral, kata Juru Bicara Wang Wenbin pada jumpa pers reguler.
China dan Rusia mencapai kemitraan "tanpa batas" pada Februari 2022, ketika Putin mengunjungi Beijing untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin, beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Kedua belah pihak sejak itu terus menegaskan kembali kekuatan ikatan di antara mereka. Perdagangan antara kedua negara melonjak sejak invasi, dan China adalah pembeli minyak terbesar Rusia, sumber pendapatan utama Moskow.
Kementerian Luar Negeri Beijing tidak mengonfirmasi apakah Xi juga berencana untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Menteri Luar Negeri China pada Kamis (16/3/2023) mendesak Kyiv dan Moskow untuk memulai kembali pembicaraan damai "sesegera mungkin", sementara Kyiv mengatakan seruan itu juga meningkatkan pentingnya integritas teritorial Ukraina.
Beijing berharap semua pihak akan tetap tenang, menahan diri, melanjutkan pembicaraan damai sesegera mungkin dan kembali ke jalur penyelesaian politik, kata Menteri Luar Negeri China Qin Gang kepada Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba melalui panggilan telepon.